Tulis & Tekan Enter
images

Tiga Program DLH Jadi Pilar Budaya Hijau Kota Balikpapan 2025

Kaltimkita.com, BALIKPAPAN - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Balikpapan menempatkan tiga program unggulan yaitu, Clean, Green, and Healthy (CGH), Eco Office, dan Adiwiyata sebagai pilar utama dalam memperkuat budaya hijau di seluruh lapisan masyarakat sepanjang tahun 2025.

Ketiga program tersebut dirancang untuk saling melengkapi. CGH berfokus pada pembinaan lingkungan di tingkat rukun tetangga (RT), Eco Office diterapkan di instansi dan rumah ibadah, sementara Adiwiyata menanamkan nilai-nilai peduli lingkungan di dunia pendidikan.

Sekretaris DLH Balikpapan, Mustamin, mengatakan sinergi tiga program ini menjadi strategi pemerintah kota untuk menumbuhkan perilaku hijau secara menyeluruh. "Melalui tiga program ini, kami ingin membangun sistem yang konsisten dari rumah, sekolah, hingga kantor. Kesadaran lingkungan harus menjadi bagian dari kebiasaan warga kota," ucapnya, Selasa (4/11/2025).

Program CGH 2025 diikuti 46 peserta, terdiri dari 10 RT, 30 instansi dan rumah ibadah, serta 6 peserta terbaik dari masing-masing kategori yang diumumkan pada puncak Awarding CGH dan Eco Officea. Adapun, penilaian dilakukan sejak Juni dengan indikator kebersihan lingkungan, pengelolaan sampah, serta penghijauan kawasan.

Sementara untuk program Eco Office, DLH menilai sejauh mana instansi pemerintah dan swasta mampu menerapkan prinsip efisiensi sumber daya, mengurangi plastik sekali pakai, dan menjalankan sistem pemilahan sampah. Mustamin menegaskan, praktik ramah lingkungan di tempat kerja harus menjadi standar, bukan sekadar kegiatan lomba. "Instansi dan rumah ibadah yang dinilai bukan hanya dari kebersihan, tetapi dari cara mengelola sumber daya dan perilaku pegawai di tempat kerja," jelasnya.

Di sektor pendidikan, program Adiwiyata terus diperluas. Tahun ini terdapat 20 sekolah Adiwiyata tingkat kota yang akan didampingi menuju penilaian nasional. Selain itu, DLH juga mengukuhkan Forum Adiwiyata Kota Balikpapan 2025 sebagai wadah koordinasi dan pendampingan antar sekolah.

Hingga 2025, Balikpapan telah memiliki 8 sekolah Adiwiyata tingkat provinsi, 18 sekolah tingkat nasional, dan 16 sekolah Adiwiyata Mandiri, yang merupakan kategori tertinggi dalam sistem penilaian sekolah berwawasan lingkungan. Selain memperkuat pendidikan dan kelembagaan, DLH juga memperluas cakupan program ke tingkat kawasan.

Mulai 2026, penilaian CGH tidak lagi berbasis RT tunggal, tetapi dikembangkan menjadi RT Kawasan, yang terdiri dari lima RT berdekatan. Ia mengungkapkan, sistem baru ini disiapkan untuk mendukung pembentukan Program Kampung Iklim (Proklim) di tingkat nasional.

"Dengan pendekatan kawasan, pembinaan akan lebih efektif dan hasilnya bisa langsung dirasakan masyarakat," terang Mustamin.

Saat ini, Balikpapan tercatat memiliki dua kelurahan Proklim Lestari (Tritip dan Muara Rapak), 13 kelurahan Proklim Utama, serta 10 kawasan Proklim Pratama. Tahun ini, Kelurahan Lamaru diajukan untuk naik menjadi Proklim Lestari sebagai perwakilan kota di tingkat nasional.

Selain program utama, DLH juga menggelar kegiatan edukatif seperti fashion show busana organik tingkat sekolah dasar dan penghargaan Kader Motivator Lingkungan. Dengan tujuan, untuk memperluas keterlibatan warga dalam menjaga kebersihan dan mengelola sampah rumah tangga. "Penghargaan ini bagian dari pembinaan jangka panjang. Yang ingin kami bentuk bukan hanya pemenang lomba, tapi kebiasaan kolektif untuk hidup bersih dan lestari," tutup Mustamin. (lex)



Tinggalkan Komentar

//