Tulis & Tekan Enter
images

Asep Nuzuludin (kiri) bersama tim saat melakukan pengawasan di sejumlah titik distributor Balikpapan.

Disdag Kaltim Telusuri Dugaan Beras Oplosan, Enam Sampel Distributor Balikpapan Akan Diuji Lab

Kaltimkita.com, BALIKPAPAN – Ramainya perbincangan seputar dugaan beras premium oplosan memicu respons cepat dari Dinas Perdagangan Kalimantan Timur. Sebagai langkah konkret, tim lintas instansi diterjunkan untuk melakukan pengawasan langsung di lapangan, khususnya di Kota Balikpapan, pada Kamis (24/7/2025).

Pengawasan terpadu ini dipimpin oleh Asep Nuzuludin selaku Plt Kepala Bidang Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga (PKTN) Disdag Kaltim, yang juga bertindak sebagai Koordinator Tim 1.

Menurut Asep, langkah ini dilakukan sebagai bentuk klarifikasi dan verifikasi atas informasi yang berkembang di masyarakat.

“Kami akan menginformasikan atau merilis setelah hasil uji lab sudah keluar. Apakah memang benar premium atau oplosan. Jadi kami mau buktikan, karena kami tidak bisa langsung statement,” jelas Asep saat ditemui di sela kegiatan inspeksi.

Tim pengawas telah mengumpulkan sejumlah sampel beras dari beberapa titik distribusi di Balikpapan. Sampel tersebut kini tengah dalam proses pengujian di Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB) milik Pemprov Kaltim. Uji laboratorium ini akan menentukan apakah beras tersebut benar tergolong premium, atau justru tidak memenuhi standar yang seharusnya.

Asep menekankan bahwa penilaian mutu beras tidak bisa hanya mengandalkan pengamatan visual.

“Ada beberapa parameter yang harus dipenuhi, itu menjadi kategori beras premium atau medium,” tegasnya.

Sejauh pemeriksaan di Balikpapan, pihaknya belum menemukan indikasi kuat terjadinya pencampuran varietas beras yang bisa dikategorikan sebagai praktik pengoplosan. Temuan yang sempat muncul sebelumnya lebih mengarah pada selisih berat dalam kemasan, yang menurut Asep sudah ditindaklanjuti dan diperbaiki oleh pelaku usaha terkait.

“Kalau pencampuran itu kami belum pernah menemukan. Terakhir yang kami lakukan pengawasan itu adalah isi beratnya tidak sesuai. Dan alhamdulillah sudah ditindaklanjuti oleh pelaku usahanya,” akunya.

Pengawasan semacam ini, lanjutnya, merupakan kegiatan rutin yang dilakukan dua kali dalam setahun, khususnya menjelang momentum Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN). Tahun ini, pengawasan tahap pertama dilakukan di Samarinda, sementara tahap selanjutnya dijadwalkan berlangsung di Kabupaten Paser menjelang akhir tahun.

Asep mengungkapkan bahwa sejauh ini, pihaknya belum pernah menemukan indikasi beras oplosan atau ketidaksesuaian isi. Pihaknya saat ini bersifat hanya ingin menguji hasil pengawan tersebut berdasarkan atas dugaan beras oplosan yang sudah beredar di publik.

“Pihak kami belum pernah menemukan ada indikasi oplosan atau tidak sesuai isinya. Oleh Karena itu, kami baru mau menguji hasil pengawasan ini, sesuai berita yang beredar. Ini sebagai langkah tindak lanjut,” tutupnya. (lex)



Tinggalkan Komentar