Kaltimkita.com, BALIKPAPAN – Kondisi Jalan di area Terminal Batu Ampar, Kecamatan Balikpapan Utara kembali mengkhawatirkan.
Ya, fasilitas umum yang seharusnya menjadi pendukung kelancaran mobilitas warga itu, menjadi titik rawan akibat kondisi jalan yang semakin memburuk.
Aspal mengelupas hingga lubang-lubang jalanan menjadi pemandangan sehari-hari di terminal tipe C tersebut. Para pengemudi pun harus ekstra berhati-hati saat melintas, terlebih ketika hujan turun dan genangan air menutupi lubang jalan, menyulitkan manuver kendaraan.
Ditemui saat memantau, Ketua Bidang Pembangunan LPM Kelurahan Batu Ampar, Ahmadiansyah mengatakan bahwa kondisi tersebut bukan muncul tiba-tiba. Keluhan soal kerusakan jalan di terminal ini sudah lama terdengar. Bahkan menurut warga, pemerintah kota sempat melakukan peninjauan, namun hingga kini belum ada upaya konkret untuk memperbaiki.
“Kami sudah lama bersuara, bahkan dari LPM juga sudah menyampaikan langsung. Tapi hasilnya masih nihil. Yang ada, jalan makin rusak, dan makin berbahaya,” ungkap Ahmadiansyah kecewa saat ditemui di lokasi, Kamis (24/7/25).
Ia menilai, sebagai titik strategis bagi angkutan kota dan bus lokal, terminal seharusnya mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah.
Kerusakan yang terkesan dibiarkan tanpa penanganan tidak hanya berdampak pada kenyamanan, tapi juga mengancam keselamatan pengemudi dan penumpang.
“Kalau kendaraan terus dipaksa melewati lubang seperti ini, bisa rusak. Bahkan potensi celaka juga tinggi, terutama saat ramai penumpang,” tegasnya.
Ahmadiansyah menambahkan, tak hanya mengganggu aktivitas transportasi, kondisi ini turut memengaruhi roda ekonomi warga sekitar. Banyak pelaku usaha kecil yang menggantungkan harapan pada aktivitas terminal, kini mulai merasakan dampaknya.
Kendati demikian, warga Batu Ampar berharap kerusakan jalan di terminal masuk dalam skala prioritas program perbaikan infrastruktur Pemkot Balikpapan.
“Bagi mereka, perbaikan ini bukan sekadar tambal sulam jalan, tapi juga wujud kehadiran pemerintah dalam menjawab kebutuhan publik,” tandasnya.
Sementara itu, Sopir angkot yang sehari-hari menggantungkan hidup di terminal pun mengeluhkan hal yang sama.
“Bukan Cuma soal kenyamanan, tapi ini juga soal harga diri kota. Terminal ini kan wajah kota bagi warga yang datang dari luar,” ujar seorang sopir yang enggan disebut namanya. (lex)