Tulis & Tekan Enter
images

Rektor Uniba Dorong Percepatan Pendirian Fakultas Kedokteran dan Penyesuaian Skema Pendidikan Gratis di Kaltim

KaltimKita.com, BALIKPAPAN -  Rektor Universitas Balikpapan (Uniba), Dr. Ir. Isradi Zainal, ST, MT, SH, MH, MM, DESS, M.KKK, IPU, ASEAN Eng, menyampaikan sejumlah pandangan dalam Forum Diskusi Publik bertajuk Rembuk Etam yang digelar pada Rabu (4/6/2025).

Dalam forum yang juga dihadiri oleh Wakil Gubernur Kalimantan Timur Seno Aji serta berbagai tokoh akademik dan pemerintahan, Dr. Isradi menyampaikan apresiasinya terhadap komitmen pemerintah provinsi dalam pembangunan sumber daya manusia (SDM), khususnya melalui program pendidikan gratis atau Gratispol.

“Sebagai akademisi, tentu kami siap menghadapi hal yang manis maupun pahit. Namun, semangat dari Gubernur dan Wakil Gubernur patut diapresiasi karena menunjukkan keberpihakan terhadap pembangunan SDM,” ujar Dr. Isradi.

Ia mengungkapkan bahwa dirinya terlibat langsung dalam pembahasan bersama tim Gratispol, yang turut mendorong percepatan pendirian Fakultas Kedokteran di UNIBA. “Alhamdulillah, saat ini proses pendirian Fakultas Kedokteran sudah berjalan. Harapannya, fakultas ini dapat segera berpartisipasi dalam program Gratispol untuk memperluas akses pendidikan kesehatan di Kalimantan Timur,” tambahnya.

Namun demikian, Dr. Isradi menekankan bahwa skema pendidikan gratis yang diberlakukan di perguruan tinggi negeri belum sepenuhnya bisa diadopsi oleh perguruan tinggi swasta. “Di kampus swasta, masih ada beberapa komponen pembiayaan seperti UKT yang harus dibayarkan. Ini perlu disesuaikan agar cita-cita pendidikan gratis benar-benar bisa dirasakan secara merata,” jelasnya.

Ia juga menyoroti tantangan dalam merekrut tenaga pengajar dan tenaga kesehatan di Kalimantan Timur, yang saat ini masih didominasi oleh SDM dari luar daerah. “Lebih dari 95 persen tenaga di bidang kedokteran direkrut dari luar Kalimantan. Kita harus mulai memikirkan skema berbasis kebutuhan lokal, termasuk mendidik dokter spesialis dan insinyur profesional dari putra daerah,” ujarnya.

Pengalaman Uniba dalam mencari rumah sakit pendidikan utama juga menjadi tantangan tersendiri. “Balikpapan yang sangat maju pembangunannya belum memiliki rumah sakit pendidikan utama. Aksesnya masih harus ke Samarinda,” kata Isradi.

Dalam pandangannya, program Gratispol sangat membantu, tetapi perlu adanya harmonisasi dengan program beasiswa lainnya. Ia menyarankan agar kebijakan tidak menutup kemungkinan bagi mahasiswa untuk menerima lebih dari satu bentuk bantuan, selama tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas SDM.

“Jika melihat data, tidak sampai 50 persen warga Kaltim memiliki kemampuan untuk mengakses pendidikan tinggi. Program seperti Gratispol bisa menjadi angin segar, terutama bagi mereka yang menjadi tulang punggung keluarga,” ujar Isradi. Ia pun menyoroti perlunya skema khusus untuk mendorong akses pendidikan di daerah terpencil seperti Malinau.

Di akhir pemaparannya, Isradi menekankan bahwa pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) menjadi peluang strategis bagi Kalimantan Timur. “IKN membutuhkan SDM unggul, baik di bidang kedokteran, teknik, maupun kepakaran lainnya. Kita harus mencetak lebih banyak profesor, insinyur, dan dokter dari Kalimantan Timur sendiri,” tegasnya.

Forum Rembuk Etam kali ini turut dihadiri oleh berbagai tokoh penting, antara lain Deputi Penguatan Karakter dan Jati Diri Bangsa Kemenko PMK Prof. Warsito, Sekretaris Komisi IV DPRD Kaltim HM Darlis Pattalongi, Ketua Tim Transisi Gubernur Kaltim Rusmadi Wongso, pengamat pendidikan Prof. Susilo, Ketua IKA UB Kaltim Myrna A. Safitri, Rektor Universitas Brawijaya Prof. Widodo, Rektor Universitas Mulawarman Prof. Abdunnur, dan Rektor Institut Teknologi Kalimantan Prof. Agus Rubiyanto. (and)


TAG

Tinggalkan Komentar

//