KaltimKita.com, BALIKPAPAN – Komitmen untuk memperkuat peran perempuan dalam pembangunan ekonomi Kalimantan Timur ditegaskan dalam diskusi santai antara Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA), HIPMI Balikpapan, dan Pemerintah Kota Balikpapan.
Pertemuan ini dihadiri Menteri PPPA Arifa Fauzia, Wakil Wali Kota Balikpapan Bagus Susetyo, serta jajaran Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB).
Dalam pertemuan tersebut, Menteri Arifa Fauzia menyatakan apresiasinya terhadap peran aktif HIPMI Balikpapan dalam membuka ruang bagi perempuan di sektor ekonomi. Ia menegaskan pentingnya kerja sama lintas sektor untuk menciptakan ekosistem ekonomi yang lebih inklusif dan berpihak pada perempuan.
“Perempuan pelaku usaha berpotensi besar untuk menjadi agen edukasi dan distribusi pangan sehat dalam rangka mencegah stunting. Pemerintah siap memfasilitasi kolaborasi yang konkret dengan HIPMI di daerah, dan saya merasa mendapatkan keluarga baru bertemu dengan HIPMI Balikpapan,” ujarnya.
Ketua Umum BPC HIPMI Balikpapan, Adam Dusti Bhakti, mengungkapkan bahwa lebih dari 30 persen anggota aktif HIPMI Balikpapan adalah perempuan. Mereka bergerak di berbagai sektor strategis seperti ekonomi kreatif, kuliner, logistik, dan digital.
“Angka ini mencerminkan bahwa perempuan bukan hanya pelaku usaha, tapi juga pemimpin dan inovator. Kami terus membuka ruang agar para perempuan muda Balikpapan bisa tumbuh dan berdaya dalam dunia bisnis,” ucap Adam.
Wakil Wali Kota Balikpapan, Bagus Susetyo, juga menegaskan pentingnya keterlibatan semua unsur, termasuk organisasi kepengusahaan muda, dalam memperkuat ketahanan ekonomi dan keluarga.
“Kami siap mendukung dan memfasilitasi kegiatan-kegiatan yang berorientasi pada keluarga, terutama program pencegahan stunting yang didukung oleh sektor usaha,” katanya.
Sebagai tindak lanjut, forum ini menyepakati sejumlah langkah konkret. Antara lain pelatihan kewirausahaan dan digitalisasi usaha untuk perempuan muda dan ibu rumah tangga, program literasi keuangan dan perlindungan hukum bagi pelaku UMKM perempuan, serta pemberdayaan perempuan rentan melalui akses permodalan dan pelatihan vokasional.
Di samping itu, akan digalakkan kampanye gizi dan promosi produk makanan sehat oleh UMKM perempuan, serta pendirian inkubator bisnis yang berfokus pada sektor-sektor dengan dampak langsung terhadap kesejahteraan keluarga.
Kolaborasi ini menjadi langkah awal dari sinergi lintas sektor yang tidak hanya memperkuat kemandirian ekonomi perempuan, tetapi juga mendorong peran aktif mereka dalam menciptakan generasi masa depan yang sehat dan tangguh di Kalimantan Timur. (*/and)