Tulis & Tekan Enter
images

Menteri PPPA: Angka Kekerasan Anak Sangat Memprihatinkan, Capai 19 Ribu Hingga Agustus 2025

Kaltimkita.com, BALIKPAPAN — Angka kekerasan terhadap perempuan dan anak di Indonesia masih mengkhawatirkan. Berdasarkan data Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (SIMFONI PPA), sejak Januari hingga 14 Juni 2025 tercatat 11.385 kasus. Namun hanya dalam dua bulan, jumlah itu melonjak drastis menjadi 19.535 kasus per 24 Agustus 2025.

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauzi menyebut lonjakan ini sangat memprihatinkan.

“Setiap angka bukan sekadar statistik, tetapi korban nyata yang hidupnya mungkin berubah selamanya akibat kekerasan. Kita tidak boleh menutup mata,” ujar Arifah Fauzi seusai meresmikan Ruang Bersama Indonesia di Kota Balikpapan pada Jumat (29/8/2025).

Ia menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk menangani kasus-kasus tersebut. Menurutnya, kehadiran program Ruang Bersama Indonesia diharapkan mampu mempercepat koordinasi, mempermudah akses layanan, sekaligus memberikan perlindungan lebih menyeluruh kepada perempuan dan anak.

Melalui program Ruang Bersama Indonesia, pemerintah berharap persoalan-persoalan tersebut bisa ditangani secara kolaboratif dan berkelanjutan dengan melibatkan seluruh elemen bangsa, hingga ke tingkat desa dan kelurahan.

Upaya mengurangi ketergantungan anak terhadap gadget terus digaungkan. Tidak hanya soal prestasi akademik, orang tua diingatkan untuk kembali memperkuat fondasi agama, akhlak mulia, dan budi pekerti pada anak-anak.

“Orang tua jangan hanya bangga anaknya berprestasi. Tapi yang terpenting juga adalah fondasi agama, akhlakul karimah, dan budi pekerti. Itu yang harus kembali dikuatkan,” akunya.

Menurutnya, keluarga memiliki peran penting dalam membentuk generasi yang kuat, baik perempuan maupun anak-anak. Karena itu, saat ini menjadi momentum untuk mengingatkan kembali bahwa kecerdasan intelektual saja tidak cukup tanpa diimbangi kecerdasan spiritual dan moral.

“Sekarang waktunya kita menguatkan anak-anak kita, menguatkan perempuan-perempuan kita. Jangan hanya fokus pada kecerdasan intelektual, tapi juga spiritual dan moral. Itu yang menjadi bekal utama mereka di masa depan,” tegasnya.

Pesan ini sekaligus menjadi ajakan bagi masyarakat agar lebih peduli dalam mendampingi tumbuh kembang anak. Dengan penguatan keluarga, diharapkan lahir generasi yang tidak hanya cerdas, tapi juga berkarakter dan berakhlak mulia. (rep) 


TAG

Tinggalkan Komentar

//