Kaltimkita.com, PENAJAM- Hampir tiga tahun korban tanah longsor di RT 6 dan RT 7 Desa Telemow, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) menunggu realisasi bantuan pembangunan rumah, akhirnya menemui titik terang. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyetui usulan anggatan bantuan pembangunan rumah yang diajukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) PPU. Besaran bantuan anggaran yang diajukan sebesar Rp 30 miliar. Namun, pemerintah pusat hanya menyetujui bantuan anggaran sebesar Rp 18 miliar lebih.
Kepala BPBD PPU Marjani mengatakan, pembangunan bantuan rumah terhadap puluhan korban tanah longsor segera direalisasikan. Proyek pembangunan rumah tersebut telah melalui proses lelang di Unit Layanan Pengadaan (ULP). Kontrak kerja pembangunan bantuan rumah korban bencana alam tersebut terhitung Marat sampai September 2021.
“Alhamdulillah pemerintah daerah memperoleh bantuan anggaran dari pusat sebesar Rp 18 miliar lebih untuk pembangunan rumah korban longsor di Telemow. Pembangunan rumah tersebut target rampung bulan September,” kata Marjani pada media ini.
Bantuan anggaran penanganan bencana alam dari pusat tersebut dioeruntukkan untuk pembangunan 51 unit rumah tipe 36. Selain itu, untuk pembangunan PAUD, Musala, sarana air bersih sebanyak dua unit WTP, drainase, siring dan jalan lingkungan dengan rigid beton dan penerangan jalan umum (PJU) sebanyak 60 unit. Rumah sebanyak 51 unit dibangun dalam satu komplek di atas lahan lebih 9000 meter persegi. Lahan itu dibeli oleh pemerintah dengan menggunakan dana bantuan dari masyarakat.
“Pembangunan 51 unit rumah itu hanya dalam satu lokasi. Karena itu, sarana umum juga dilengkapi,” ujar Marjani.
Mantan Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) PPU ini menyatakan, sebelum proposal bantuan anggaran disetujui oleh pusat terlebih dahulu pihak BNPB melakukan survei dan tes geologi. Hal itu dilakukan untuk memastikan lahan untuk pembangunan rumah untuk puluhan korban longsor bebas dari potensi longsor. “Lokasi pembangunan rumah untuk korban longsor cukup jauh dari lokasi eks longsor. Lokasinya pun sudah dianyatakan aman dari potensi longsor,” tandas Marjani.
Diketahui, bencana longsor terjadi di Desa Telemow pada 11 April 2018. Sebanyak 25 bangunan rumah ambruk. Beruntung atas kejadian itu tidak menelan korban jiwa. Tak hanya warga kehilangan rumah, warga berada zona merah rawan longsor juga direlokasi. Sehingga jumlah rumah yang dibangun pemerintah sebanyak 51 unit. (ade/bie)