Tulis & Tekan Enter
images

Ratih Kusuma

Disparpora Dorong Produk Kriya Balikpapan Tembus Pasar Nasional dan Ekspor

Kaltimkita.com, BALIKPAPAN – Pemerintah Kota Balikpapan melalui Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disparpora) semakin serius mengembangkan ekonomi kreatif sebagai salah satu pilar penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah yang berkelanjutan.

Kepala Disparpora Kota Balikpapan, Ratih Kusuma, menjelaskan bahwa tidak hanya menonjolkan sisi budaya, tetapi juga mengubah cara pandang masyarakat terhadap karya seni dan kerajinan tangan sebagai produk ekonomi bernilai tinggi.

“Kami ingin mengubah cara pandang masyarakat. Kriya bukan hanya karya estetika, tetapi juga peluang bisnis yang bisa menopang ekonomi keluarga,” ujarnya, Rabu (29/10/2025).

Ratih menuturkan bahwa sektor kriya memiliki potensi besar untuk dikembangkan karena berbasis pada kekayaan budaya lokal yang unik dan memiliki daya tarik pasar tersendiri. Menurutnya, beberapa produk lokal seperti tas anyaman, batik Kalimantan, serta ukiran kayu khas daerah mulai dilirik oleh wisatawan domestik maupun kolektor seni dari luar daerah. “Dengan pembinaan berkelanjutan dan peningkatan kualitas produk, kami optimistis kriya Balikpapan bisa bersaing dengan daerah lain, bahkan menembus pasar nasional dan ekspor,” jelasnya.

Selain sebagai wadah kreatif, kegiatan ini juga menjadi ajang pembinaan bagi pelaku usaha muda dan mahasiswa yang ingin memulai bisnis berbasis budaya. Disparpora berupaya memperkuat sinergi lintas sektor agar hasil karya anak muda Balikpapan dapat dikenal lebih luas melalui promosi digital, marketplace, dan event pariwisata.

“Kegiatan ini bukan hanya menampilkan hasil karya, tetapi juga membekali peserta dengan keterampilan bisnis. Mereka diajarkan bagaimana membangun brand, memasarkan produk secara daring, dan memahami legalitas usaha,” tutur Ratih.

Pemerintah kota, lanjutnya, telah menyiapkan sejumlah program pendampingan lanjutan bagi pelaku ekonomi kreatif, termasuk fasilitasi perizinan usaha dan akses pembiayaan mikro melalui kerja sama dengan lembaga perbankan serta mitra industri kreatif nasional.

“Kami ingin memastikan para pelaku kreatif tidak berhenti di pelatihan saja, tetapi bisa naik kelas dan memiliki jaringan pasar yang lebih kuat,” imbuhnya.

Balikpapan dikenal memiliki keragaman budaya yang menjadi sumber inspirasi dalam berbagai produk kriya. Mulai dari motif batik bertema pesisir, ukiran kayu bermotif flora-fauna Kalimantan, hingga kerajinan berbahan rotan dan manik-manik khas Dayak.

Dalam pameran karya seni dan kriya lokal,para pengunjung akan disuguhkan produk daur ulang yang dikemas dengan nilai estetika modern. Banyak pengunjung akan terkesan dengan kreativitas para peserta, bahkan beberapa karya langsung dipesan oleh pengunjung selama pameran berlangsung.

Ratih menegaskan, Disparpora berkomitmen menjadikan Balikpapan Creative Center (BCC) sebagai pusat inovasi, edukasi, dan promosi bagi pelaku ekonomi kreatif. “Kami ingin menjadikan Balikpapan bukan hanya kota industri, tetapi juga kota kreatif yang melahirkan produk budaya bernilai ekonomi tinggi,” tandasnya.

Upaya pengembangan sektor kreatif ini juga sejalan dengan visi Balikpapan sebagai Kota Cerdas dan Berdaya Saing. Pemerintah berencana memperluas kolaborasi dengan komunitas kreatif, pelaku UMKM, dan sektor swasta untuk memperkuat rantai nilai ekonomi kreatif dari hulu ke hilir.

Ratih menilai, kreativitas anak muda menjadi modal besar dalam menghadapi tantangan ekonomi global yang kini lebih berbasis ide dan inovasi. Oleh karena itu, kegiatan seperti workshop kriya akan terus dilakukan secara berkelanjutan di berbagai bidang mulai dari seni pertunjukan, desain, kuliner, hingga digital media. “Generasi muda harus berani memanfaatkan kreativitasnya. Pemerintah siap menjadi fasilitator agar ide-ide lokal bisa tumbuh menjadi produk unggulan yang membawa nama Balikpapan di kancah nasional,” tutup Ratih. (rep)



Tinggalkan Komentar

//