Kaltimkita.com, BALIKPAPAN — Dinas Sosial (Dinsos) Kota Balikpapan terus memperlihatkan komitmen kuat dalam memberikan pelayanan sosial terbaik bagi masyarakat. Melalui peningkatan mutu layanan, penguatan kapasitas sumber daya manusia, serta penerapan prinsip profesionalisme dan transparansi, Dinsos berupaya membangun sistem layanan yang lebih responsif, tepat sasaran, dan berkelanjutan.
Kepala Dinas Sosial Kota Balikpapan, Edy Gunawan, mengatakan bahwa pihaknya terus melakukan pembenahan di seluruh aspek layanan agar masyarakat benar-benar merasakan kehadiran pemerintah. Menurutnya, pelayanan sosial bukan sekadar program administratif, melainkan bagian dari tanggung jawab moral dan sosial pemerintah kepada warganya.
“Kami terus berbenah dan melakukan evaluasi secara berkala terhadap seluruh lini pelayanan. Tujuannya agar setiap layanan yang diberikan dapat berlangsung cepat, ramah, transparan, dan sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) yang berlaku. Kami ingin memastikan bahwa setiap warga yang membutuhkan benar-benar memperoleh haknya secara adil dan bermartabat,” ujar Edy kepada media, Kamis (30/10/2025).
Edy menuturkan, berbagai program sosial yang dijalankan Dinas Sosial menyentuh langsung kelompok rentan di masyarakat. Mulai dari penyaluran bantuan sosial bagi warga kurang mampu, penyandang disabilitas, lansia, hingga korban bencana alam.
Selain itu, Dinas Sosial juga fokus pada rehabilitasi sosial bagi anak terlantar, korban kekerasan, dan orang dengan gangguan kejiwaan (ODGJ), yang seringkali memerlukan penanganan lintas instansi. Untuk memperluas jangkauan pelayanan, Dissos membentuk Pusat Kesejahteraan Sosial (Puskesos) di setiap kelurahan. Puskesos berfungsi sebagai garda terdepan dalam menyampaikan informasi dan rujukan layanan sosial bagi masyarakat di tingkat bawah.
Keberadaannya mempermudah warga yang membutuhkan bantuan tanpa harus menunggu lama atau melalui proses birokrasi yang berbelit. Selain itu, Dinas Sosial Balikpapan juga mengoperasikan Tim Reaksi Cepat (TRC) yang selalu siaga di lapangan. Tim ini bertugas menangani berbagai situasi darurat sosial, seperti kasus penelantaran anak dan lansia, penanganan ODGJ, hingga situasi kebencanaan yang memerlukan evakuasi dan bantuan langsung.
Edy menjelaskan, bahwa kehadiran TRC sangat penting untuk memastikan setiap laporan masyarakat dapat direspons dalam waktu cepat, sehingga warga yang mengalami kesulitan tidak merasa dibiarkan. “Kami selalu berupaya hadir tepat waktu. Tidak hanya menunggu laporan, tapi juga aktif melakukan pemantauan di lapangan melalui kerja sama dengan para lurah, RT, tokoh masyarakat, dan lembaga sosial,” terang Edy.
Lebih jauh, Dinas Sosial juga mengembangkan berbagai program pemberdayaan ekonomi masyarakat. Salah satunya melalui pelatihan keterampilan kerja, bantuan usaha ekonomi produktif, serta pembentukan Kelompok Usaha Bersama (KUBE).
Program-program ini bertujuan membantu masyarakat agar tidak hanya bergantung pada bantuan, tetapi mampu bangkit secara mandiri dan berdaya secara ekonomi. Menurut Edy, keberhasilan program sosial tidak bisa hanya diukur dari jumlah bantuan yang tersalurkan, melainkan dari sejauh mana masyarakat mampu mandiri setelah mendapatkan intervensi pemerintah. “Kami ingin setiap penerima manfaat bisa naik kelas. Misalnya, dari penerima bantuan menjadi pelaku usaha yang mandiri, atau dari kelompok rentan menjadi masyarakat produktif. Itulah esensi dari pelayanan sosial yang sesungguhnya,” jelasnya.
Dalam menjalankan seluruh program tersebut, Dinas Sosial juga menggandeng berbagai pihak, mulai dari organisasi masyarakat, lembaga keagamaan, hingga dunia usaha melalui program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Kolaborasi lintas sektor ini diharapkan dapat memperluas dampak program sosial di tengah masyarakat.
Edy menekankan, kolaborasi dan partisipasi masyarakat merupakan kunci keberhasilan pembangunan kesejahteraan sosial. Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri, karena persoalan sosial bersifat kompleks dan memerlukan pendekatan lintas bidang. “Keberhasilan layanan sosial bukan hanya ditentukan oleh kinerja instansi, tapi juga sejauh mana masyarakat ikut peduli dan terlibat. Semangat gotong royong yang selama ini menjadi budaya masyarakat Balikpapan harus terus dijaga,” tuturnya.
Dinas Sosial Balikpapan, lanjut Edy, juga menaruh perhatian besar terhadap penguatan data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS). Melalui pembaruan data secara rutin, diharapkan bantuan sosial dapat lebih tepat sasaran dan meminimalkan potensi ketidaktepatan dalam penyaluran. Transparansi dan akuntabilitas menjadi prinsip utama yang selalu dijaga.
“Data menjadi dasar utama kebijakan kami. Karena itu, kami terus bekerja sama dengan kelurahan dan RT untuk memastikan penerima bantuan benar-benar sesuai dengan kondisi di lapangan. Ini bagian dari komitmen kami untuk mewujudkan pelayanan yang transparan dan akuntabel,” tegasnya.
Ia menambahkan, Dinas Sosial juga memberikan perhatian kepada masyarakat yang belum memiliki dokumen kependudukan seperti KTP, KK, atau akta kelahiran. Melalui koordinasi dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil), pihaknya membantu memfasilitasi proses penerbitan dokumen bagi warga rentan agar dapat mengakses berbagai program bantuan pemerintah.
Menutup keterangannya, Edy Gunawan mengajak seluruh masyarakat Balikpapan untuk bersama-sama memperkuat semangat kepedulian sosial. Pemerintah, kata dia, akan terus berupaya hadir tidak hanya ketika masyarakat mengalami kesulitan, tetapi juga dalam mendampingi mereka tumbuh menjadi masyarakat yang mandiri dan sejahtera.
“Mari kita wujudkan Balikpapan yang lebih berdaya dan sejahtera. Dinas Sosial akan selalu berkomitmen hadir di tengah masyarakat, memberikan pelayanan dengan empati, profesionalisme, dan semangat gotong royong,” tukasnya. (rep)


