KALTIMKITA.COM, KUTAI TIMUR – Siasati badai melemahnya ekonomi terdampak pandemi covid-19 di Kutai Timur, mendorong karyawan di bagian teknisi lapangan Telkom Ibrahim Nafis (30) tahun, memutar otak dalam mendapatkan penghasilan tambahan melalui budidaya ikan air tawar jenis ikan emas dan nila.
Karyawan Telkom ini sedikit berbagi pengalamannya awal mula mengembangkan budi daya ikan air tawar. “Untuk pemula (amatir red) membutuhkan modal awal Rp 1 juta yang diperuntukan membuat kolam terpal ikan dengan ukuran 2 meter × 2 meter untuk dapat menampung ikan 500 ekor, membeli mesin pompa air dengan harga Rp 500 ribu, terpal Rp 200 ribu selebihnya Rp 300 ribu untuk perlengkapan pendukung kolam buatan seperti kayu dan pipa paralon,” bebernya.
Wartawan KaltimKita.com menanyakan berapa harga bibit ikan diluar Rp 1 juta untuk membuat perlengkapan kolam ikan terpal tersebut? “Untuk bibit 1 ikannya baik ikan emas dan nila di bandrol dengan harga Rp 500 rupiah / ekor. Namun biasanya sih tergantung ukuran besar kecilnya,” jelas Baim (panggilan familiarnya red)
Media menanyakan lagi kepada Baim berapa banyak ia membeli bibit selaku pemula pengembang ikan air tawar ? “ Saya pertama sekali membeli bibit ikan sebanyak 500 ekor bibit,” terangnya.
Lantas berapa lama masa panen ikan yang dibudidayakannya, dirinya langsung menjawab masa panen di kisaran 4 sampai dengan 5 bulan.
Berapa harga pangan ikan ? “Kalau yang karungan besar Rp 250 ribu/karung, untuk kemasan pangan ikan 1 kilonya Rp 20 ribu,” jawab Baim.
Untuk keuntungan panennya Baim dapat mengantongi omzet ratusan ribu rupiah. “Hasil ikannya dipasarkan secara online medsos group jual – beli bisa melalui sistem antar (delivery) atau diambil di tempat saya kawasan Margo Santoso,” jelasnya.
Sejak sukses mengembangkan hasil panen ikan pada kolam terpal budidayanya, dirinya juga kebanjiran job menerima pesanan membangun kolam ikan terpal hasil kreasi karyanya. (aji/rin)