Kaltimkita.com, BALIKPAPAN – Terkait sejumlah keluhan pengunjung yang ramai dibicarakan di media sosial, pihak pengelola Pantai Segara Sari Manggar, Balikpapan Timur, memberikan penjelasan untuk meluruskan berbagai informasi yang beredar.
Kepala UPTD Pantai Manggar, Yusdi Linting, mengatakan bahwa sebagian besar keluhan muncul karena kurangnya pemahaman pengunjung terhadap aturan dan kondisi yang berlaku di kawasan wisata tersebut.
“Banyak keluhan yang kami terima soal harga tiket, fasilitas toilet, hingga aturan membawa tikar. Tapi semuanya ada penjelasannya,” kata Yusdi, Selasa (1/7/2025).
Ia menjelaskan bahwa tarif masuk ke Pantai Manggar sudah ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 4 Tahun 2025, yang merupakan revisi dari Perda sebelumnya. Harga tiket masuk akhir pekan dan hari libur adalah Rp20.000 untuk dewasa dan Rp15.000 untuk anak-anak.
Sedangkan pada hari biasa, tarifnya Rp15.000 untuk dewasa dan Rp10.000 untuk anak-anak. Untuk kendaraan, roda dua dikenakan Rp5.000, mobil Rp15.000, dan bus Rp30.000.
“Tarif ini sudah sesuai dengan aturan resmi. Jadi bukan tarif asal-asalan,” tegasnya.
Menanggapi kritik soal toilet, Yusdi mengakui bahwa fasilitas masih terbatas, terutama di bagian timur pantai. Saat ini, ada sekitar 102 toilet gratis yang tersedia, mayoritas berada di area barat dan tengah pantai. Namun, pembangunan toilet di sisi timur terhambat karena sebagian lahan masih bersengketa dengan warga.
“Soal toilet, kami tidak tinggal diam. Tapi memang ada kendala di lapangan yang tidak bisa langsung kami atasi,” ujarnya.
Terkait isu larangan membawa tikar, Yusdi menegaskan bahwa pengunjung tetap diperbolehkan membawa tikar sendiri. Hanya saja, ia mengakui ada oknum yang mencoba memanfaatkan situasi ramai dengan memonopoli penyewaan tikar.
“Pemerintah tidak pernah melarang bawa tikar. Tapi kami tahu, ada saja oknum yang coba ambil untung. Ini jadi perhatian kami,” tambahnya.
Yusdi juga menjelaskan bahwa pemerintah sebenarnya mendukung warga sekitar untuk berdagang di area wisata, selama dilakukan dengan tertib. Namun, pelanggaran seperti menghampar tikar tanpa pesanan sering terjadi meski sudah ditegur oleh petugas.
“Kadang ditegur, lalu petugas pergi, tikarnya dibentang lagi. Ini jadi tantangan tersendiri dalam penataan kawasan,” tutupnya.
Melalui klarifikasi ini, pihak pengelola berharap masyarakat bisa lebih memahami aturan dan kondisi di lapangan. Tujuannya agar kenyamanan dan ketertiban bersama tetap terjaga di kawasan wisata Pantai Manggar. (rie)