Kaltimkita.com, Kutai Kartanegara — Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) terus mendorong peningkatan produksi pertanian. Salah satu langkah nyatanya adalah dengan menyerahkan alat dan mesin pertanian (alsintan) kepada Brigade Pangan di empat kecamatan: Tenggarong, Anggana, Marangkayu, dan Samboja.
Penyerahan dilakukan langsung oleh Bupati Kukar Edi Damansyah pada Selasa (5/5/2025) di Balai Benih Induk, Desa Rempanga. Alsintan yang dibagikan antara lain traktor roda dua, rice transplanter, pompa air, drone penyemprot, dan rotavator.
“Bantuan ini untuk mempercepat musim tanam dan mengoptimalkan lahan yang ada, agar hasilnya bisa maksimal,” ujar Edi dalam sambutannya.
Kepala Dinas Pertanian Kukar, Muhammad Taufik, menjelaskan bahwa target tanam untuk musim ini mencapai 2.392 hektare. “Sejauh ini sudah 82 persen tercapai. Kita harap bantuan alsintan ini bisa mempercepat penyelesaian target, khususnya di wilayah prioritas,” jelasnya.
Meski begitu, masih ada beberapa kendala teknis. Beberapa alat belum cocok dengan kondisi lahan di Kukar yang cenderung basah, seperti traktor roda empat. Selain itu, sejumlah mesin tanam semi-manual belum bisa direalisasikan karena belum masuk dalam petunjuk teknis dari pemerintah pusat.
Taufik juga menyinggung soal keterlambatan pengiriman lima unit rotavator serta pembatasan penggunaan kapur pertanian untuk pupuk karena aturan yang berlaku.
Di luar soal alat, ia menyebut sebagian tugas Brigade Pangan Kecamatan Samboja akan dialihkan ke Kecamatan Tenggarong karena keterbatasan lahan di Samboja. Ke depan, Pemkab berencana membentuk 12 Brigade Pangan untuk pemerataan pendampingan petani di seluruh kecamatan.
Terkait distribusi hasil panen, Taufik mengatakan sudah ada 12 kelompok tani di beberapa kecamatan yang bermitra dengan Bulog. Sementara di Samboja, kemitraan belum terbentuk karena minimnya lahan. Kini, kerja sama baru sudah mulai dijalin di kawasan Mangkurawang, Loa Kulu, dan Lapak Lambur.
Ia juga menyoroti praktik pembelian gabah di bawah harga Rp6.500 per kilogram oleh sejumlah pihak. “Ini harus diawasi ketat, karena bisa merugikan petani,” tegasnya.
Secara umum, sektor pertanian di Kalimantan Timur menunjukkan tren positif. Hingga April 2025, realisasi tanam mencapai 80 persen dan ikut menyumbang surplus beras nasional. Dalam waktu dekat, Menteri Pertanian dijadwalkan akan datang ke Kaltim dan Kaltara untuk melihat langsung perkembangan sektor ini. (Ian)