Tulis & Tekan Enter
images

Dua Tewas, Dua Luka Berat Akibat Rumah Roboh Diterjang Hujan Deras di Muara Rapak Balikpapan

Kaltimkita.com, BALIKPAPAN – Hujan deras disertai angin kencang yang mengguyur Kota Balikpapan pada Minggu (19/10/2025) dini hari menyebabkan sebuah rumah di Jalan Batu Butok No. 48, RT 60, Kelurahan Muara Rapak, roboh. Dalam musibah ini, empat penghuni menjadi korban, dua di antaranya meninggal dunia, sementara dua lainnya mengalami luka berat dan masih dirawat intensif di rumah sakit.

Menurut keterangan saksi mata, Bujang Said, warga sekitar yang pertama kali mengetahui kejadian itu, peristiwa terjadi sekitar pukul 01.30 WITA.

“Awalnya terdengar suara gemuruh sangat keras dari arah rumah itu. Kami langsung lari ke sana, ternyata rumahnya sudah ambruk. Warga segera membantu mengevakuasi penghuni yang masih di dalam reruntuhan,” ujarnya.

Tim gabungan dari BPBD Kota Balikpapan, TNI, Polri, relawan, dan warga sekitar bergerak cepat melakukan pencarian serta evakuasi. Seluruh korban berhasil ditemukan dalam waktu kurang dari satu jam.

Dua korban luka berat langsung dilarikan ke Rumah Sakit Kanujoso Djatiwibowo (RSKD) Balikpapan, sedangkan dua korban lainnya dinyatakan meninggal dunia setelah sempat dibawa ke RS Ibnu Sina.

Peninjauan lapangan dilakukan oleh perwakilan BPBD Balikpapan bersama Lurah Muara Rapak, Camat Balikpapan Utara, serta Ketua RT 60. Mereka memastikan seluruh proses evakuasi telah selesai dan kini fokus pada penanganan pascakejadian untuk mencegah risiko lanjutan.

“Kami sudah melihat langsung kondisi di lokasi. Dari pantauan, pemicu utamanya memang hujan deras tadi malam. Namun, fondasi rumah yang tidak kuat juga menjadi faktor utama,” jelas Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Balikpapan, Bambang Subagya, di lokasi kejadian.

Bambang menjelaskan, hasil penelusuran tim menunjukkan bahwa kondisi struktur bangunan dan jenis tanah di lokasi berperan besar dalam robohnya rumah tersebut.

Rumah yang ambruk diketahui bertipe kolong di bagian bawah, sementara bagian atas dibangun menggunakan material semi permanen dan beton. Ketidakseimbangan konstruksi ini menyebabkan fondasi tidak mampu menahan beban berat saat tanah di bawahnya mulai bergerak akibat air hujan.

“Fondasinya rumah kolong, tapi bangunannya semi permanen. Jadi tidak kuat menopang beban di atasnya. Begitu air masuk ke lapisan tanah, pergeseran terjadi, dan struktur langsung ambruk,” ujarnya.

Selain rumah yang roboh, satu unit rumah di bawahnya juga terdampak dan kini dalam kondisi miring, sehingga berpotensi mengalami kerusakan lanjutan. BPBD bersama pihak kelurahan dan RT telah mengevakuasi warga penghuni rumah tersebut untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

“Rumah yang di belakang belum roboh, tapi saat proses pembersihan nanti bisa ikut terdampak. Karena itu, Pak Lurah sudah mengevakuasi warganya lebih dulu,” tambah Bambang.

Pantauan di lapangan menunjukkan, sejak Minggu pagi petugas BPBD, relawan, dan aparat TNI-Polri telah melakukan pembersihan sisa material longsoran dan puing bangunan. Proses ini dilakukan secara gotong royong bersama warga sekitar yang turut membantu mengevakuasi barang-barang milik korban yang masih bisa diselamatkan.

BPBD juga akan melakukan kajian teknis lebih lanjut bersama Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Balikpapan terkait kekuatan struktur tanah dan sistem drainase di kawasan tersebut, mengingat lokasi berada di area perbukitan yang kerap mengalami pergeseran tanah saat musim hujan.

“Kami akan rekomendasikan agar dilakukan peninjauan lanjutan dan kajian teknis oleh pihak DPU. Kita ingin tahu sejauh mana tingkat kemiringan dan kestabilan tanah di lokasi ini,” tutur Bambang.

Sementara itu, Lurah Muara Rapak Bima Wibisono menyebutkan bahwa wilayah RT 60 memang termasuk zona rawan longsor berdasarkan peta risiko bencana yang dimiliki kelurahan.

“Kita sudah sering imbau warga agar berhati-hati, terutama kalau hujan deras. Tapi memang di sini banyak rumah yang berdiri di tepi lereng, jadi risikonya tinggi,” ujarnya.

Ia menambahkan, pihak kelurahan akan segera berkoordinasi dengan kecamatan dan dinas terkait untuk merancang solusi jangka panjang, termasuk pembangunan tembok penahan tanah (retaining wall) dan peningkatan sistem saluran air.

“Kami tidak ingin kejadian ini terulang. Nanti kita bicarakan dengan dinas teknis agar ada penanganan permanen,” tegasnya.

Bambang menutup dengan imbauan agar masyarakat yang tinggal di kawasan perbukitan dan lereng meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi tanah longsor, terutama pada musim penghujan seperti sekarang.

“Curah hujan di Balikpapan masih tinggi beberapa hari ke depan. Jadi kami harap warga tetap waspada. Jika melihat tanda-tanda seperti retakan di tanah atau dinding rumah, segera lapor ke RT atau BPBD agar bisa ditindaklanjuti,” pesannya. (rep)



Tinggalkan Komentar

//