Kaltimkita.com, BALIKPAPAN – Tiap kali hujan mengguyur, warga di sekitar Jalan Pattimura, khususnya di jalur menuju Terminal Bus Batu Ampar, Kecamatan Balikpapan Utara kembali menghadapi persoalan klasik yakni genangan air yang tak kunjung surut.
Alih-alih menjadi jalan penghubung yang nyaman dan aman, kawasan ini justru berubah menjadi ancaman bagi pengendara dan masyarakat sekitar.
Masalahnya terletak pada sistem drainase yang diduga sudah lama tidak layak. Tertutup dan menyempit, saluran air di sepanjang jalur tersebut tak mampu mengimbangi curah hujan tinggi yang kerap turun di Balikpapan. Akibatnya, genangan air kerap melumpuhkan perempatan padat seperti simpang Jalan Soekarno-Hatta, mengganggu lalu lintas, dan meresahkan warga.
Bagi Ketua RT 26 Kelurahan Batu Ampar, Ahmadiansyah yang juga salah satu tokoh masyarakat setempat, mengaku telah berulang kali menyuarakan persoalan ini. Ia berharap pemerintah kota segera memberikan perhatian lebih.
“Drainasenya memang harus dibongkar total, bukan sekadar dibersihkan. Sudah sering kami usulkan, termasuk saat reses DPR. Tapi sampai sekarang belum ada tindakan nyata,” ujarnya, Kamis (17/7/25).
Ia menegaskan bahwa genangan yang tak kunjung teratasi bukan hanya menciptakan ketidaknyamanan, tetapi juga mengancam keselamatan dan kesehatan masyarakat.
“Air kotor yang tergenang lama bisa jadi sumber penyakit. Belum lagi jalanan rusak karena air,” sambungnya.
Warga, kata Ahmadiansyah, tidak meminta hal yang muluk. Mereka hanya ingin pemerintah kota hadir dengan solusi menyeluruh, bukan tambal sulam. Audit teknis menyeluruh terhadap sistem drainase dinilai penting untuk mencegah masalah ini terus berulang.
“Kalau hanya disedot atau dibersihkan seadanya, hasilnya ya sama saja. Air tetap tergenang, saluran tetap mampet,” tegasnya.
Jalan Pattimura bukan jalan kecil. Ia menjadi akses vital bagi angkutan umum dan kendaraan besar. Ketika hujan mengubahnya menjadi kolam dadakan, maka bukan hanya mobilitas yang terganggu, tapi juga kepercayaan warga terhadap tata kelola kota.
Permintaan warga ini menyoroti perlunya pendekatan lebih strategis dalam pembangunan infrastruktur dasar kota. Penanganan drainase bukan hanya soal teknis, tapi juga mencerminkan komitmen pemerintah terhadap kualitas hidup warganya.
“Masyarakat hanya ingin kepastian. Jangan sampai tiap musim hujan, keluhannya masih itu-itu lagi,” tutup Ketua RT. (lex)