Kaltimkita.com, BALIKPAPAN - Persoalan banjir menjadi perhatian serius Pemerintah Kota Balikpapan, begitupun dengan sumber masalahnya yakni maraknya pengembang berizin tak mematuhi site plan dan pengembang nakal yang membuka lahan seenaknya hingga mengakibatkan titik-titik banjir baru.
Ya diketahui, hingga saat ini Pemerintah Kota melalui dinas terkait tengah berupaya mengatasi aktivitas-aktivitas ilegal tersebut. Juga, kepada pengembang berizin yang tidak mematuhi aturan pada site plan, mengenai penyediaan bendali/bozem yang layak.
Dalam pelasanaan Press Release dengan tema “Pengelolaan dan Pengembangan Sistem Drainase dan Penyediaan Air Minum di Kota Balikpapan” bersama para jurnalis di ruang Rapat Balai Kota, Senin (25/9/2023) pagi, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Balikpapan, Rita mengakui bahwa baru sedikit pengembang di Kota Beriman yang memiliki bendali layak berdasarkan aturan site plan.
"Kami (DPU) dan Diserkim (Dinas Perumahan dan Permukiman) memang konsen kepada pengembang terkait kewajiban bendali/bozem yang sesuai site plan," tegas wanita mantan kepala bidang perumahan itu.
Rita mengungkapkan, pada saat rapat bersama pengembang ia selalu menekankan terkait tata kelola air yang benar, dimana Bozem layak itu harus mampu menampung air pada saat hujan.
Pun demikian, pihaknya juga selalu mengingatkan para pengembang untuk menyediakan fasum (fasilitas umum) berdasarkan site plan.
"Kami juga selalu mengingatkan kepada pengembang agar fasumnya sesuai site plan. Dan agar bozem/bendalinya harus layak menampung air hujan," ujarnya.
Kendati demikian, lanjut Rita, DPU Balikpapan menargetkan titik banjir pada akhir 2026 mendatang tersisa 16 saja. Yang mana, pada akhir 2022 lalu sudah tersisa 60 titik banjir.
Disebutkannya, adapun upaya dalam mengurai banjir terbagi menjadi tiga program yaitu jangka pendek, menengah dan panjang.
Untuk jangka pendeknya, jelas Rita, yakni dilakukan normalisasi, pembersihan saluran, pembersihan rumah pompa. Untuk jangka menengah yaitu mereboisasi lahan terbuka, menegakkan garis sepadan sungai dan revitalisasi bendali perumahan dan kota.
"Dan Jangka panjangnya adalah normalisasi saluran, bangun bangunan pengendali banjir, buat crossing dan buat saluran ke arah laut dan membuat jetty," terangnya.
Untuk diketahui, kegiatan lain yang dilakukan yakni pengadaan pomp pengendalian banjir saluran primer Ampal, saluran tersier Ampar Lestari II, Drainase Jalan Perintis Batu Ampar, Drainase MT Haryono Depan Living Plaza, Drainase Ruhui Rahayu, Gorong-gorong Puspoyudo, Saluran sekunder srat III, Saluran tersier Malioboro, Drainse Rt32 Karang Joang, Drainase Rt34 Sei Wein Kelurahan Joang, Normalisasi Saluran primer Pandansari, Saluran Masjid At Thoriq dan Sal Primer Somber. (lex)


