Kaltimkita.com, SAMARINDA- Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (DPPKUKM) Kalimantan Timur (Kaltim) menemukan tujuh merek beras yang dijual di Samarinda dan Balikpapan tidak memenuhi standar mutu beras premium seperti yang tercantum pada kemasannya.
"Penemuan ini berpotensi merugikan konsumen karena mereka membayar mahal untuk kualitas yang sebenarnya setara dengan beras medium," kata Kepala DPPKUKM Kaltim, Heni Purwaningsih di Samarinda, Selasa (5/8).
Temuan ini terungkap setelah DPPKUKM Kaltim bersama Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura menguji 21 sampel beras dari berbagai lokasi, mulai dari ritel modern hingga pedagang kecil. Hasil uji laboratorium menemukan tujuh merek kemasan 5 kilogram yang menyalahi standar mutu.
Kepala DPPKUKM Kaltim, Heni Purwaningsih, menjelaskan tujuh merek yang tidak sesuai standar adalah Bondy, Ikan Sembilan, Putri Koki, Sedap Wangi, Berlian Batu Mulia, Raja Lele, dan 35 Rahma.
Beberapa merek seperti Bondy dan Berlian Batu Mulia tidak memenuhi standar pada butir kepala, butir patah, dan menir. Sementara itu, merek Sedap Wangi dan 35 Rahma memiliki pelanggaran yang lebih serius, yaitu tidak sesuai pada lima parameter sekaligus.
Heni Purwaningsih menegaskan bahwa meskipun beras ini aman untuk dikonsumsi, kualitasnya tidak setara dengan label premiumnya. Oleh karena itu, semua produk yang ditemukan tidak sesuai akan ditarik dari peredaran dan disesuaikan oleh distributor.
"Kami memastikan proses penyesuaian ini tidak akan mengganggu pasokan beras di pasar," ucapnya.
Selain masalah kualitas, beberapa merek juga ditemukan dijual di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk beras premium di wilayah Kalimantan, yang ditetapkan sebesar Rp15.400 per kilogram.
DPPKUKM Kaltim berharap dengan adanya pengawasan ini, beras yang dijual di pasaran benar-benar sesuai antara harga, mutu, dan kualitas, sehingga konsumen mendapatkan produk yang sepadan dengan uang yang mereka keluarkan. (fan)
.jpg)
