Tulis & Tekan Enter
images

Abdul Rais

Pernyataan Sikap Muslim Bersatu Balikpapan Atas Postingan Prof. Budi Santosa

KaltimKita.com, BALIKPAPAN- Forum Muslim Bersatu Balikpapan menyatakan sikap atas dugaan ujarab kebencian yang dilakukan Rektor Institut Teknologi Kalimantan (ITK) Prof. Budi Santosa Purwokartiko. Budi diduga melakukan ujaran kebencian pada umat Islam pada postingan di laman Facebook pribadinya.

Penanggung Jawab Muslim Bersatu Balikpapan Abdul Rais menjelaskan bahwa yang dilakukan Prof Budi Santosa Purwokartiko berpotensi memecah persatuan bangsa.

"Tulisan Prof Budi Santoso Purwokartiko. yang dengan sengaja di muka umum mengeluarkan perasaan atau melakukan perbuatan bersifat permusuhan terhadap suatu ajaran agama yang dianut di Indonesia dalam hal ini adalah penutup kepala atau jilbab atau kerudung, serta menyiarkan, mempertunjukkan atau menempelkan tulisan di muka umum, yang isinya mengandung pernyataan perasaan kebencian atau penghinaan berdasarkan, golongan, suku, agama," tegas Abdul Rais.

Muslim Bersatu Balikpapan pun menyatakan sikap antara lain:

1. Mengutuk tulisan-tulisan Prof. Budi Santosa Purwokartiko tidak patut dan berpotensi memecah belah persatuan anak bangsa

2. Meminta Prof. Budi Santosa Purwokartiko untuk meminta maaf secara terbuka kepada ummat Islam.

3. Mendorong agar aparat penegak hukum untuk segera memproses hukum Prof. Budi
Santosa Purwokartiko

4. Menyeru kepada ummat Islam untuk menguatkan persatuan, meningkatkan semangat mendakwahkan ajaran Islam yang kaffah guna terwujudnya Islam rahmatan lil 'alamin.

Sebelumnya diketahui, terdapat tulisan Budi Santoso Purwokartiko yang kontroversial:

Saya berkesempatan mewawancara beberapa mahasiswa yang ikut mobilitas mahasiswa ke luar negeri. Program Dikti yang dibiayai LPDP ini banyak mendapat perhatian dari para mahasiswa. Mereka adalah anak-anak pinter yang punya kemampuan luar biasa. Jika diplot dalam distribusi normal, mereka mungkin termasuk 2,5 persen sisi kanan populasi mahasiswa.

Tidak satu pun saya mendapatkan mereka ini hobi demo. Yang ada adalah mahasiswa dengan IP yang luar biasa tinggi di atas 3.5 bahkan beberapa 3.8, dan 3.9. Bahasa Inggris mereka cas cis cus dengan nilai IELTS 8, 8.5, bahkan 9. Duolingo bisa mencapai 140, 145, bahkan ada yang 150 (padahal syarat minimum 100). Luar biasa. Mereka juga aktif di organisasi kemahasiswaan (profesional), sosial kemasyarakatan, dan asisten lab atau asisten dosen.

Mereka bicara tentang hal-hal yang membumi: apa cita-citanya, minatnya, usaha-usaha untuk mendukung cita-citanya, apa kontribusi untuk masyarakat dan bangsanya, nasionalisme dan sebagainya. Tidak bicara soal langit atau kehidupan sesudah mati. Pilihan kata-katanya juga jauh dari kata-kata langit: insaallah, barakallah, syiar, qadarullah, dan sebagainya.

Generasi ini merupakan bonus demografi yang akan mengisi posisi-posisi di BUMN, lembaga pemerintah, dunia pendidikan, sektor swasta beberapa tahun mendatang. Dan kebetulan dari 16 yang saya harus wawancara, hanya ada dua cowok dan sisanya cewek.

Dari 14, ada dua tidak hadir. Jadi 12 mahasiswi yang saya wawancarai, tidak satu pun menutup kepala ala manusia gurun. Otaknya benar-benar open mind. Mereka mencari Tuhan ke negara-negara maju, seperti Korea, Eropa Barat dan US, bukan ke negara yang orang-orangnya pandai bercerita tanpa karya teknologi. (dil)


TAG

Tinggalkan Komentar

//