KaltimKita.com, SANGATTA – Mengupas perjalanan hidup seorang kontraktor pembaangunan Stasiun Pengisi Bahan Bakar Umum (SPBU) perantauan dari Cianjur anak pertama dari enam bersaudara buah hati dari pasangan Choerudin dan Rohana yang mencoba mengadu nasib di tanah Kecamatan Kongbeng Kota Sangatta Kabupaten Kutai Timur,
Irfan Priatna. Seperti sebelumnya diberitakan yang mana ketika awal dirinya merantau ke Kutim sempat salah dalam bergaul dan terjerembab di dunia hitam yang menjerumuskan dirinya sebagai pengguna narkotika jenis sabu-sabu namun dengan kedekatan mantan Kapolsek Kongbeng AKP Pujito dirinya dapat terlepas dari jerat narkotika.
Tampak Irfan saat membangun SPBU di beberapa kecamatan di Kutim
Sebenarnya kehidupan ekonomi sebagai pengusaha (kontraktor) SPBU Irfan bersama keluarga terbilang mapan serta memiliki keluarga yang bahagia.
“Saat saya menikah dengan mantan pacar yang sekarang menjadi istri saya bernama Dewi Kumala Sari. Dari hasil perkawinan kami dikaruniai dua orang putri yang cantik si kakak Indah Amalia yang telah menjadi mahasiswi Untag Samarinda dan adiknya Naura,”ulas sang ayah dari dua putri Amalia dan Naura ini.
Selain itu hadirnya kontraktor yang membidangi pembangunan SPBU sangat membantu masyarakat di Kongbeng maupun seputaran dalam mendapatkan pasokan bahan bakar minyak (bbm) jenis bensin (premium), petramax, pertalite, solar.
“Saya selama membidangi spesifikasi usaha pada sektor migas SPBU telah berhasil membangun 3 unit SPBU di wilayah Miau, Soekarno-Hatta dan Kelay di Kabupaten Berau,” ulas Irfan.
Saat Irfan merintis usahanya turut bermitra dengan pengusaha pemilik SPBU di Kutim H Lulu Kinsu, yang mana pada pilkada serentak yang baru saja usai digelar Lulu Kinsu turut terpanggil maju sebagai paslon wabup Kutim nomor urut 1 berpasangan dengan paslon bupatinya H Mahyunadi, SE.,M.Si.
“Saya sangat bersyukur dapat mengenal owner sukses pemilik SPBU, beliau selepas pilkada ini tetap melanjutkan niatannya membangun SPBU hingga di 18 titik kecamatan se-Kutim,” tuturnya.
Karena menurut pria berdarah Sunda ini detak ekonomi Kutim sangat berpengaruh akan kebutuhan pasokan bahan bakar minyak.
“Tanpa adanya SPBU yang tersebar di Kutim dapat menghambat jalannya perputaran ekonomi, terlebih apalagi tidak ada sama sekali SPBU dipastikan sumber ekonomi terhenti,”beber Irfan.
Irfan menambahkan masyarakat Kutim dapat bersyukur dengan adanya pengusaha sekaligus pemilik SPBU seperti Lulu Kinsu, yang sangat peduli “care” akan progres pembangunan SPBU dan akan merambah di 18 kecamatan nantinya. (tim)