Tulis & Tekan Enter
images

Heria Prisni

Upaya Balikpapan Atasi Stunting, Libatkan OPD Sebagai Orangtua Asuh

KaltimKita.com, BALIKPAPAN - Sejumlah program telah dilaksanakan Pemerintah Kota Balikpapan pada tahun 2024 lalu untuk memberantasan stunting di Kota Minyak. Seperti program Telur Tumpah (Telur Tukar Sampah) yang merupakan inovasi posyandu Kelurahan Mekar Sari RT 21.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Balikpapan juga melaksanakan Pemberian Makan Tambahan (PMT) kepada 7.051 balita dan 5.530 ibu hamil. Juga tentunya penerbitan Surat Edaran Wali Kota Balikpapan Nomor 444/1884/Bappeda Tentang Pelaksanaan Rencana Aksi Daerah (RAD) Percepatan Penurunan Stunting Kota Balikpapan Tahun 2024-2029.

Tahun 2025 ini, program terbaru yang rencananya akan dilaksanakan adalah orangtua asuh. Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) dalam hal ini sebagai pelaksana. 

Menurut Kepala DP2KB Kota Balikpapan, Heria Prisni, program ini rencananya akan melibatkan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemerintah Kota Balikpapan. Menurutnya program semacam ini baru dilaksanakan pada tahun 2025 ini. 

"Saat ini kami sedang mencari formulasi dan menunggu arahan Sekretaris Daerah Kota Balikpapan tentang pelaksanaan program tersebut. Yaitu terkait kemungkinan terlibatnya OPD sebagai orangtua asuh," terangnya.

Pihaknya telah memiliki data anak-anak berstatus stunting by name, by address di Kota Balikpapan. Nantinya akan dilakukan tinjauan ke lapangan secara langsung untuk pendampingan anak yang masuk pada data stunting.

"Ada 30 anak yang telah dinyatakan stunting di Kota Balikpapan. Mereka inilah yang dapat pendampingan. Pendampingan ini dilakukan mengacu pada arahan dokter. Jadi orang tua asuh bertugas mendampingi pelaksanaan rekomendasi dokter tersebut," terang Heria.

Anak-anak tersebut juga akan dilihat perkembangannya. Apakah rekomendasi dokter sudah memberi pengaruh signifikan, seperti peningkatan berat badan. Tim pakar juga dilibatkan, sehingga anak-anak ini bisa benar-benar lepas dari status stunting. 

"Orang tua asuh yang memastikan taat pada arahan dokter. Mereka awasi. Misalnya ada anak yang berat badannya tak kunjung naik setelah beberapa bulan. Apakah susu yang diberikan sudah dikonsumsi, atau jangan-jangan diberikan ke orang lain," ujarnya. 

Demi mengatasi stunting, penanganannya harus dilakukan antar OPD. Dalam hal ini DP3AKB sebagai koordinator. "Selain rencana orang tua asuh, DP3AKB mulai menggelar kegiatan Bakti Stunting. Pegawai di lingkungan instansi pemerintah menyumbang telur minimal 2

Dua butir per orang setiap Jumat. Telur ini lalu disumbangkan kepada anak stunting," pungkasnya. (efa)


TAG

Tinggalkan Komentar

//