KaltimKita.com, Samarinda - Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah menyelenggarakan kegiatan bertajuk “TKA sebagai Arah Baru Evaluasi Pendidikan Nasional: Tantangan, Peluang, dan Strategi Implementasi.” Kegiatan ini dihadiri oleh kepala sekolah dan guru dari 10 kabupaten/kota se Provinsi Kalimantan Timur.
Turut hadir Direktur Pendidikan Profesi Guru Ditjen GTKPG Kemendikdasmen RI, Ferry Maulana, Kepala BGTK Provinsi Kalimantan Timur, Wiwik Setiawati, serta dua narasumber: Handaru Catu Bagus (Kepala Bidang Pengembangan dan Fasilitasi Pelaksanaan Asesmen Pendidikan BSKAP) dan Laili Komariyah (Guru Besar Ilmu Manajemen Pendidikan Universitas Mulawarman).
Dalam paparannya, Hetifah menegaskan bahwa Tes Kemampuan Akademik (TKA) tidak dimaksudkan sebagai pengganti Ujian Nasional.
“TKA dihadirkan untuk memberikan gambaran objektif mengenai kemampuan akademik siswa,” jelas Hetifah.

Lebih lanjut anggota DPR RI daerah pemilihan Kalimantan Timur ini menambahkan bahwa TKA memiliki posisi strategis dalam proses seleksi. Hasil TKA akan menjadi indikator tambahan dalam seleksi jalur prestasi, baik untuk masuk perguruan tinggi bagi lulusan SMA maupun SPMB bagi siswa SD dan SMP.
Menurut Hetifah, kehadiran TKA merupakan langkah penting dalam reformasi evaluasi pendidikan.
“Kami ingin kebijakan pendidikan dibangun berdasarkan data yang benar-benar mencerminkan kemampuan siswa,” tegasnya.
Kepala BGTK Kaltim, Wiwik Setiawati, menyoroti pentingnya evaluasi yang lebih terstandar.
“Selama ini, penilaian guru sering berbeda-beda dan menimbulkan berbagai permasalahan. TKA memberikan pelaporan capaian akademik murid yang lebih objektif dan dapat dipercaya,” jelasnya.
Narasumber Handaru Catu Bagus menambahkan bahwa TKA berperan dalam seleksi pendidikan selanjutnya.
“Hasil TKA menjadi bahan pertimbangan seleksi jalur prestasi sekaligus berfungsi sebagai validator nilai rapor. TKA membantu mengonfirmasi nilai rapor yang dikeluarkan satuan pendidikan sehingga hasil evaluasi menjadi lebih akurat,” lanjutnya.
Sementara itu, Laili Komariyah menekankan keterhubungan TKA dengan dunia kerja dan pendidikan masa depan.
“TKA dirancang agar evaluasi akademik selaras dengan kebutuhan dunia pendidikan dan dunia kerja. Ini sangat penting bagi penyiapan generasi masa depan,” tegasnya.
Menutup kegiatan, Hetifah kembali menegaskan komitmennya terhadap perbaikan sistem evaluasi pendidikan nasional.
“Kami berharap TKA menjadi instrumen yang tidak hanya adil, tetapi juga mendorong peningkatan kualitas pembelajaran. Kolaborasi semua pihak sangat diperlukan agar implementasinya berjalan efektif dan benar-benar membawa manfaat bagi siswa di seluruh Indonesia,” tutup Hetifah. (*/and)


