KaltimKita.com, BALIKPAPAN -Senin, 14 Pebruari 2022 Rektor Uniba menghadiri acara Penutupan bulan K3 Nasional yang diselenggarakan Prodi D4K3 yang dirangkaikan dengan Seminar 'Aviation Safety and Security' atau Keselamatan dan Keamanan Penerbangan yang akan dibawakan oleh salah satu Dosen K3 yang berlatar belakang pendidikan di Sekolah Penerbangan dan Magister UGM (LM. Zainul).
Oleh Prodi Rektor Dr. IZ diminta memberi sambutan selaku sekaligus membuka acara. Dalam sambutan dan dalam kaitan dengan materi terkait dengan Keselamatan penerbangan atau Aviation Safety, Rektor dalam sambutannya jadi teringat dengan kejadian yang dialaminya 20 tahun lalu (2002) saat perjalanan pulang dari Yokohama Jepang ke Indonesia dengan menggunakan Pesawat Asing (Nama dirahasiakan). Sebagai informasi Rektoensaat itu adalah karyawan BUMN yang mengikuti Pelatihan Total Quality Management ENST-2 dan ISO 9001 termasuk memperdalam bahasa Jepang di Yokohama Jepang. Dari Indonesia ada 2 orang dan salah satunya adalah Isradi zainal.
Dalam paparannya Dr. IZ menyampaikan, Ia dikirim oleh BUMN dan BNSP atas Bantuan Beasiswa dari AOTS Jepang. Ada kejadian luar biasa yang dialami oleh IZ saat penerbangan pulang dari Yokohama ke Indonesia tersebut dimana pesawat yang ditumpanginya nyaris jatuh, pesawat tiba tiba terguncang dan serasa tertarik menuju pusat grafitasi bumi, semua panik dan pucat termasuk Pramugari.
Untungnya pesawat dapat segera dikendalikan oleh Pilot. Setelah tiba dengan selamat ke Indonesia, Pak IZ jadi trauma naik pesawat. Setiap akan naik pesawat selalu keringat dingin dan gemetar termasuk saat akan ke Swedia untuk mengikuti Pelatihan 'SAFETY MANAGEMENT' (Maritime, Aviation and International Safety Management) di tahun 2003. Pelatihan ke Swedia ini di biayai Pemerintah Swedia melalu SSPA SWEDEN AB dan BUMN yang mengirim Pak IZ.
Salah satu pelatihan yang diikuti selain Maritime Safety dan International Safety adalah pelatihan AVIATION SAFETY atau Bridge Safety Management. Sebuah pelatihan yang menggunakan simulasi cockpit pesawat terbang. Simulasi ini kurang lebih sama kondisi dan cita rasanya saat menerbangkan pesawat dalam arti sesungguhnya.
Di dalamnya kita diperkenalkan peralatan yang digunakan, bahaya saat take off dan landing, penggunaan fungsi fungsi safety control, termasuk dalam menghadapi keadaan darurat. Dari pelatihan menurut Pak IZ, beliau memahami bahwa ternyata jika pesawat sudah terbang, pilot dan copilot sudah bisa nyantai dan sambil ngopi, karena sebagain sistem berbasis otomasi. Menurut beliau saat terbang dari Swedia mnj Indonesia trauma terbang sudah hilang malah sudah mulai menikmati. (*)
.jpg)
