KaltimKita.com, BALIKPAPAN – Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW tidak hanya menjadi momentum untuk meneladani akhlak Rasulullah, tetapi juga sebagai refleksi atas kondisi kemanusiaan dunia saat ini. Abdul Rais, salah satu tokoh masyarakat, menegaskan bahwa peringatan Maulid Nabi hendaknya membawa umat Islam untuk lebih peka terhadap penderitaan sesama, terutama di tengah maraknya tragedi kemanusiaan di berbagai belahan dunia.
Ia menyinggung fenomena yang terjadi di Eropa, Afrika, hingga Asia, termasuk kekejaman Israel terhadap warga Palestina. Menurutnya, aksi-aksi yang merenggut nyawa wanita, anak-anak, bahkan bayi yang tak berdosa, serta penghancuran rumah ibadah dan fasilitas kesehatan, merupakan bentuk nyata dari hilangnya nilai kemanusiaan.
“Rasulullah SAW diutus sebagai rahmat bagi seluruh alam. Beliau selalu menebarkan kasih sayang, menjaga hak hidup manusia, dan melindungi kaum lemah. Sangat berbeda dengan apa yang kita saksikan hari ini, di mana kekejaman dijustifikasi dengan alasan subyektif,” ujar Ormas Peduli Palestina, Abdul Rais.
Makna Maulid Nabi, lanjutnya, adalah menghidupkan kembali semangat meneladani akhlak Rasulullah. Bukan hanya dalam ibadah, tetapi juga dalam membela kebenaran, menegakkan keadilan, dan menjaga nilai kemanusiaan universal.
“Momen Maulid ini mengingatkan kita bahwa cinta kepada Nabi bukan hanya dengan seremonial perayaan, tetapi dengan menjalankan ajarannya. Umat Islam harus tampil menjadi pembawa damai, penolong bagi yang tertindas, serta penegak keadilan di mana pun berada,” jelas pria yang juga sebagai Ketua Legal Hukum Pemerintah Kabupaten Kutai Barat.
Dengan demikian, Maulid Nabi diharapkan bukan hanya menjadi perayaan rutin tahunan, tetapi juga momentum kebangkitan umat untuk bersatu melawan ketidakadilan dan menebarkan kasih sayang kepada seluruh manusia. (and)