Kaltimkita.com, TANJUNG REDEB – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau terus menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) lokal. Salah satu wujud nyata program unggulan Bupati Berau Sri Juniarsih dan Wakil Bupati Gamalis periode 2025–2030 adalah pembangunan Balai Latihan Kerja (BLK) yang kini progresnya sudah mencapai 54 persen.
Berlokasi di Limunjan, Kecamatan Sambaliung, BLK ini dibangun di atas lahan seluas 5 hektare dan dirancang menjadi pusat pelatihan gratis bagi masyarakat Berau. Keberadaan BLK diharapkan mampu mengurangi angka pengangguran sekaligus menyiapkan tenaga kerja lokal agar mampu bersaing di dunia industri, khususnya di sektor pertambangan, perkebunan, infrastruktur, dan pariwisata.
Bupati Berau Sri Juniarsih Mas melalui Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Berau, Zulkifli Azhari, menyampaikan bahwa pekerjaan tahap pertama sudah berjalan dengan baik. Sejumlah fasilitas utama telah berdiri, di antaranya asrama peserta dengan delapan kamar serta workshop khusus alat berat.
“Progres pembangunan sudah 54 persen. Insyaallah akhir Desember 2025 tahap pertama selesai, sehingga pada Januari 2026 BLK ini bisa langsung difungsikan untuk program pelatihan,” ungkapnya.
Rencananya tahun depan akan ada tambahan tiga ruang belajar, asrama baru, serta fasilitas pendukung lain yang diusulkan ke Dinas PUPR. “Targetnya, BLK di Berau ini bisa semakin lengkap dan representatif sebagai pusat pelatihan tenaga kerja,” tambahnya.
Adapun fokus pelatihan di tahap awal diprioritaskan pada bidang alat berat. Hal ini sejalan dengan tingginya kebutuhan tenaga operator di sektor pertambangan dan perkebunan. Berbagai jenis peralatan disiapkan, mulai dari excavator, bulldozer, forklift, hingga crane.
“Permintaan dari sektor tambang dan perkebunan sangat tinggi, sementara anak-anak muda Berau juga sangat berminat di bidang ini,” terangnya.
Selain alat berat, BLK juga akan membuka pelatihan lain seperti otomotif, pengelasan, komputer, hingga menjahit. Setiap kelas hanya menampung 16 peserta, sesuai regulasi Kementerian Ketenagakerjaan agar instruktur dapat fokus pada pembelajaran berbasis kompetensi.
Tidak hanya memberi pelatihan, peserta juga akan memperoleh sertifikat resmi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) melalui Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) yang diakui secara nasional. Hal ini menjadi nilai tambah penting bagi generasi muda Berau ketika memasuki dunia kerja.
Zulkifli menegaskan, keberadaan BLK di daerah akan membuat biaya pelatihan lebih efisien. Selama ini, jika Pemkab harus mengirim peserta keluar daerah, biayanya bisa mencapai Rp 400 juta untuk satu kelas dengan durasi tiga bulan.
“Dengan adanya BLK di Berau, biaya bisa ditekan sekaligus membuka lebih banyak kelas untuk masyarakat,” jelasnya.
Melalui program tersebut dirinya optimistis tenaga kerja lokal tidak hanya siap masuk ke dunia industri, tetapi juga memiliki kompetensi yang diakui secara nasional.
“Harapan kami, dengan adanya BLK ini, generasi muda Berau tidak hanya siap kerja, tapi juga punya bekal sertifikat kompetensi. Itu yang membedakan dan memberi nilai tambah,” pungkasnya. (han/adv)