KaltimKita.com, BALIKPAPAN - Keberadaan Tanoto Foundation di Kalimantan Timur salah satunya ditunjukkan dengan adanya program Rumah Anak SIGAP (RAS). Ini merupakan bagian dari inisiatif SIGAP Tanoto Foundation. Program ini dilaksanakan bekerja sama dengan pemerintah daerah.
Program ini berfungsi sebagai model pusat pengasuhan dan pembelajaran dini. Ini bertujuan membantu orang tua dengan anak usia 0-3 tahun dalam memahami praktik pengasuhan holistik, khususnya dalam memberikan stimulasi yang cukup bagi bayi mereka.
RAS menawarkan aktivitas individu dan kelompok yang terstruktur serta disesuaikan dengan usia. Baik di pusat maupun di rumah, untuk membantu orang tua memastikan perkembangan optimal keterampilan motorik, kognitif, bahasa, dan sosial-emosional anak mereka.
Saat ini sudah ada 29 Rumah Anak SIGAP di 5 provinsi. Meliputi DKI Jakarta, Banten, Jawa Tengah, Kalimantan Timur, dan Riau.
Regional Lead Tanoto Foundation Kalimantan Timur, Rosalina Ping Juan mengungkapkan, Rumah Anak SIGAP sudah berdiri di 5 Provinsi di Indonesia termasuk Kalimantan Timur. "Rumah Anak SIGAP ini ditempatkan pada kondisi yang berbeda-beda," ungkapnya (13/3/2025).
Sudah ada satu RAS yang akan masuk di dana desa. Sehingga untuk perputaran kader, operasional, diusulkan di dana desa. Dalam hal ini di Kalimantan Timur RAS sudah berjalan di Kabupaten Kutai Kartanegara. "Kami bekerjasama dengan Kutai Kartanegara untuk kelas di bawah naungan Dinas Pendidikan," jelasnya.
Menurutnya program Rumah Anak SIGAP telah menunjukkan hasil positif dalam perkembangan anak. Proporsi anak dalam kelompok intervensi yang mencapai skor perkembangan di atas populasi referensi jauh lebih tinggi, yakni 55,6% dibandingkan dengan anak-anak dalam kelompok kontrol atau non-intervensi 39,1%.
Program Rumah Anak SIGAP telah secara signifikan meningkatkan keterampilan dan pengetahuan pengasuhan. Secara khusus, 98% peserta melaporkan peningkatan pengetahuan tentang pengasuhan anak usia dini, sementara 92% menyatakan adanya peningkatan dalam keterampilan pengasuhan yang bersifat praktis.
"Program ini juga telah membangun rasa kebersamaan dan dukungan sosial. Sebanyak 50% peserta merasakan peningkatan dalam jaringan dukungan sosial dan 48% melaporkan peningkatan kepercayaan diri," beber Ping.
Rumah Anak Sigap saat ini sudah ada 9 dan tersebar di Kutai Kartanegara. Meliputi RAS Bendang Raya, Bukit Raya, Karang Tunggal, Loa Ipuh Darat, Loa Pari, Maluhu, Ponoragan, Sumber Sari, dan Sungai Payang.
"RAS di Bukit Raya, karena sudah masuk SKB diusulkanlah jadi SPS yang sedang diurus tahun ini. Nanti akan jadi dibawah naungan Disdik. Kadernya dimasukan Dapodik, sehingga bisa mendapat Biaya Operasional Sekolah (BOSDA)," katanya.
Selain itu ada pula RAS yang berada dibawah naungan kelurahan, sehingga dari segi dana operasional tidak seperti yang masuk dalam dana desa. Namun begitu, pemerintah tetap memberi bantuan seperti kelayakan tempat bagi operasional RAS.
"Dari segi bantuan Pemkot muncul di renovasi, misal yang ruangannya sempit dari Pemda kemudian dipindah ke gedung yang lebih baik, ujarnya.
Dari sembilan RAS, setidaknya ada empat praktek baik yang sudah terlihat, baik di desa maupun kelurahan. "Itu akan jadi profiling untuk kita mengetahui bagaimana operasinal yang baik dan berkelanjutan jika nanti dikelola pemerintah," tandasnya. (efa)