KaltimKita.com, BALIKPAPAN – Politeknik Negeri Balikpapan (Poltekba) melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) bertajuk Model Rehabilitasi Vokasional Berbasis Kompetensi untuk Meningkatkan Adaptabilitas Karir bagi Penyandang Disabilitas di Era Transformasi Digital, Kamis (25/9/2025) di Ruang Rapat Direktorat Poltekba.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program riset yang didanai secara kompetitif oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendiktiristek). Tujuannya, merumuskan model rehabilitasi vokasional berbasis kompetensi (Competency-Based Vocational Rehabilitation/CBVR) yang lebih relevan dengan kebutuhan industri sekaligus mendorong pembangunan inklusif bagi penyandang disabilitas.
Wakil Direktur I Bidang Akademik dan Penjaminan Mutu Poltekba, Prof. Dr. Tuatul Mahfud, M.Pd., menjelaskan, percepatan transformasi digital telah mengubah lanskap dunia kerja secara signifikan. “Penyandang disabilitas berpotensi tertinggal jika tidak mendapatkan dukungan pelatihan berbasis kompetensi. Karena itu, penelitian ini penting untuk memberikan solusi nyata agar mereka mampu beradaptasi dan bersaing di pasar kerja digital,” ujarnya.
FGD ini menghadirkan berbagai pemangku kepentingan, di antaranya Bappeda Litbang, Disnaker, Dinsos, Disdikbud, sekolah luar biasa (SLB), serta organisasi penyandang disabilitas di Balikpapan. Para peserta membahas hambatan yang masih dihadapi penyandang disabilitas dalam dunia kerja, mulai dari aspek struktural, sosial, hingga keterbatasan akses teknologi.
Beberapa topik utama yang didiskusikan meliputi kebutuhan job counselling, model pelatihan kerja yang inklusif dan adaptif, mekanisme pengakuan kompetensi yang adil, hingga pola job placementberkelanjutan yang melibatkan kolaborasi antara dunia pendidikan, industri, pemerintah, dan organisasi penyandang disabilitas.
Melalui forum ini, Poltekba menargetkan lahirnya rekomendasi konkret untuk mengembangkan model rehabilitasi vokasional berbasis kompetensi yang mampu meningkatkan keterampilan teknis maupun soft skills penyandang disabilitas. Harapannya, hasil riset ini dapat menjadi acuan dalam merancang kebijakan, strategi pelatihan, sekaligus memperluas kesempatan kerja yang setara di era digital.
“FGD ini diharapkan menghasilkan solusi komprehensif dan aplikatif dalam pengembangan model rehabilitasi vokasional, sehingga penyandang disabilitas tidak hanya siap menghadapi perubahan, tetapi juga berdaya saing dan mandiri di dunia kerja modern,” tutup Prof. Tuatul. (and)