Tulis & Tekan Enter
images

Kondisi rumah Itte yang memilukan. Lansia sebatang kara ini hidup tanpa berharap mengemis bantuan. Namun dengan keadaan rumahnya yang mengkhawatirkan, warga setempat berharap Itte segera mendapat bantuan bedah rumah dari Pemerintah.

Kisah Bu Itte dan Rumah Reyot di Muara Rapak, Warga Sekitar Harapkan Uluran Tangan Pemerintah

Kaltimkita.com, BALIKPAPAN - Kisah pilu dialami seorang lansia bernama Itte di RT 32, Kelurahan Muara Rapak, Kecamatan Balikpapan Utara. Di mana ia tinggal di rumah tua yang seolah sedang berjuang mempertahankan sisa-sisa kekuatannya. Dinding kayu yang mengelupas, atap yang bocor saat hujan datang dan lantai yang mulai miring, menjadi saksi bisu kehidupan seorang wanita tua tersebut.

Itte kini berusia 67 tahun, namun ia hidup sendiri tanpa pasangan atau anak yang menemani, sembari menjalani hari-harinya dengan penuh kesabaran. Tidak ada pekerjaan tetap, tidak pula bantuan rutin. Sekadar upah dari tetangga jika ada yang bisa ia bantu, itulah yang menopang hidupnya. Namun, meski hidup dalam keterbatasan, tak sekali pun ia mengeluh.

“Bu Itte itu tidak pernah minta-minta. Tapi kami tahu persis, hidupnya berat,” tutur salah seorang tetangga yang telah lama mengenalnya.

Kondisi itu tidak luput dari perhatian Ketua RT setempat, Kahar. Ia merasa tidak bisa tinggal diam. Menurutnya, rumah yang dihuni Itte sudah tak lagi layak untuk ditinggali. Maka, Kahar pun mengajukan surat permohonan bantuan bedah rumah ke Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, lewat jalur resmi di kelurahan.

“Saya sudah kirimkan surat permintaan bantuan. Harapannya, pemerintah bisa segera merespons,” ujar Kahar berharap saat menemani media meninjau rumah Itte, Senin (15/7/2025).

Program Bedah Rumah yang digulirkan Pemprov Kaltim selama ini memang ditujukan untuk membantu warga miskin memperbaiki tempat tinggal mereka. Beberapa wilayah di Balikpapan sudah merasakannya, namun Kahar berharap program ini bisa menjangkau lebih banyak orang, terutama mereka yang selama ini luput dari perhatian.

“Bu Itte saya ajukan karena kondisinya paling mendesak. Bukan hanya rumahnya yang rapuh, tapi semangat hidupnya juga perlu disangga,” ucap Kahar dengan mata berkaca-kaca.

Warga RT 32 pun satu suara. Mereka tahu betul, Bu Itte tak pernah merepotkan. Tapi mereka juga tahu, di balik diam dan kesederhanaannya, ada perjuangan hidup yang tak ringan. Karena itu, mereka berharap pemerintah tak hanya membaca surat pengajuan itu, tapi juga datang langsung melihat kenyataan di lapangan.

Di balik dinding lapuk itu, bukan hanya tempat berteduh yang ingin diselamatkan, tapi juga martabat dan harapan seorang perempuan tua yang telah lama bertahan dalam senyap.

“Kalau rumah Bu Itte bisa diperbaiki, itu bukan cuma soal bangunan. Itu artinya memberi dia harapan, dan itu jauh lebih berharga,” tutup Kahar. (lex)



Tinggalkan Komentar

//