Kaltimkita.com, TANJUNG REDEB – Pemerintah Kabupaten Berau terus mempersiapkan keberadaan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang akan mendukung program nasional Makanan Bergizi Gratis (MBG). Saat ini, proses pembangunan dapur SPPG masih berlangsung dan sebagian besar baru tahap awal.
Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Berau, Muhammad Said, menjelaskan hingga kini masih ada lebih dari 20 dapur yang harus dibangun. Realisasi pembangunan baru sebatas pilot project yang ada di Jalan Karang Mulyo. Dari rencana tersebut, di wilayah perkotaan akan lebih dulu dibuat SPPG, termasuk yang sudah dilakukan survei lahan yakni di Kecamatan Tanjung Redeb, Sambaliung, dan Teluk Bayur.
“Untuk menjangkau kampung masih bertahap. Kami juga masih memahami konteksnya. Sudah ada satgas yang sekretariatnya di Dinas Pangan. Kemungkinan semua SPPG nanti baru bisa beroperasi pada tahun depan,” jelasnya.
Meski target operasional masih tahun depan, pihaknya tetap mendorong percepatan agar kebutuhan gizi pelajar dan ibu hamil di seluruh wilayah Berau bisa terpenuhi.
Sementara itu, Kepala Dinas Pangan Berau, Rakhmadi Pasarakan, mengatakan pihaknya masih mempelajari pola distribusi SPPG. Menurutnya, wilayah perkotaan relatif lebih mudah dijangkau, seperti di Tanjung Redeb, Sambaliung, dan Teluk Bayur. Berbeda dengan daerah perkampungan yang membutuhkan persiapan yang matang.
“Kalau di Kelay mobilisasinya sulit. Menurut data yang kami terima, baru ada satu SPPG yang masuk mitra portal. Tapi rasanya tidak mungkin di Kelay hanya satu, karena lokasinya jauh-jauh dan ada sekolah di sana. Artinya harus ada dapur kecil-kecil yang disebut satelit SPPG,” sebutnya.
Diakuinya, untuk kampung-kampung terjauh, tahun ini program MBG belum bisa terdistribusi. Meski begitu, sudah ada pengajuan pembangunan dapur SPPG dari sejumlah wilayah. Hanya saja, pihaknya belum bisa memastikan apakah SPPG tersebut nantinya mampu menjangkau seluruh siswa dan ibu hamil di kecamatan terjauh.
Di antaranya, Kelay 1 SPPG, Sambaliung 4, Segah 2, Tanjung Redeb 9, Gunung Tabur 4, Pulau Derawan 1, Biduk-biduk 1, Teluk Bayur 3, serta Tabalar 1, Maratua 1, dan Batu Putih 1 SPPG. Untuk sementara itu yang sudah masuk mitra portal SPPG.
Untuk wilayah yang jauh dari dapur utama, Rakhmadi menegaskan opsi satelit SPPG akan menjadi solusi. Sistem ini diharapkan bisa memastikan distribusi tetap berjalan meskipun lokasi sekolah berada jauh dari dapur induk.
Terkait harga per porsi, ia menyebut belum bisa memastikan keseragaman di setiap kampung. Meski begitu, berdasarkan pengalaman di Berau, harga Rp 15 ribu dinilai sudah mencukupi untuk menyediakan menu lengkap.
“Dulu kami berpikir Rp15 ribu tidak cukup. Ternyata cukup saja di Berau, lengkap dengan nasi, sayur, protein, dan buah. Setiap hari menu-nya juga berganti,” pungkasnya. (han/adv)


