Tulis & Tekan Enter
images

Amar dan Itha saat menunjukkan tanaman Hidroponik kebanggaannya. Mereka berharap ada jenis tanaman baru yang menjadi pilihan lain untuk pelanggan.

Dari Pandemi ke Panen Sehat, Kisah Pasangan Petani Hidroponik Akar Putih Balikpapan

Kaltimkita.com, BALIKPAPAN - Satu lagi binaan Dinas Koperasi UMKM dan Perindustrian (DKUMKMP) kota Balikpapan. Ya, kali ini binaan itu datang dari pasangan suami istri yang berprofesi sebagai petani Hidroponik di RT 36, Kelurahan Sumber Rejo, Kecamatan Balikpapan Tengah. Mereka, Itha Nur Aryani dan Amar, pemilik Akar Putih Hidroponik Farm.

Berikut kisahnya. Perjalanan mereka dimulai sejak pandemi 2020 lalu sempat membuat banyak orang kehilangan pekerjaan. Namun bagi pasangan suami istri Itha Nur Aryani dan Amar, masa sulit itu justru menjadi titik balik menuju kehidupan baru. 

Dari halaman rumah mereka, lahirlah Akar Putih Hidroponik Farm, satu-satunya usaha budidaya hidroponik di Kota Balikpapan yang kini semakin dikenal masyarakat.

Berawal dari ketidaksengajaan, Amar yang kala itu tengah berada di Makassar tertarik melihat kebun hidroponik milik temannya. Rasa ingin tahunya membuat ia mencari tahu lebih jauh melalui internet, hingga akhirnya menemukan pelatihan gratis di Balai Latihan Kerja (BLK) Balikpapan. 

“Karena tidak bisa ikut berdua, akhirnya suami saja yang ikut,” kenang Itha, Owner Akar Putih Hidroponik Farm.

 Setelah pelatihan, Amar bersama empat temannya mencoba menanam sayuran hidroponik. Namun karena kesibukan masing-masing, hanya Amar dan Itha yang bertahan. “Suami sambil kerja, jadi saya yang bantu sampai ikut menjual,” tutur Itha. 

Ketekunan mereka akhirnya membuahkan hasil. Kini, Akar Putih Hidroponik Farm membudidayakan tiga jenis tanaman utama, yaitu selada, sawi daging, dan seledri. Dengan 600 lubang tanam dan modal awal sekitar Rp6 juta, keduanya mampu memanen sayuran segar setiap 35–40 hari. 

“Satu ikat kami jual Rp10 ribu. Sekali panen bisa dapat sekitar Rp2 juta dengan biaya operasional hanya Rp500 ribu per bulan. Jadi empat kali panen sudah balik modal,” ujar Itha bangga.

Konsistensi mereka tak hanya menghasilkan keuntungan, tapi juga pengakuan. Pada 2021, usaha ini dinobatkan sebagai Juara 1 Gerakan Wanita Matilda (GWM) se-Kota Balikpapan, dan kemudian mendapatkan pembinaan serta bantuan permodalan dari Dinas Koperasi, UMKM, dan Perindustrian (DKUMKMP) Balikpapan.

Menurut Amar, budidaya hidroponik atau kini dikenal sebagai petani milenial ini memang menantang, karena sangat bergantung pada sinar matahari. Namun dengan ilmu dari BLK yang konsisten diterapkannya, mereka mampu menjaga kualitas tanaman meski cuaca tak menentu. 

“Tanaman kami tetap kuat, baik panas maupun hujan, asal air dan nutrisi terjaga,” jelasnya.

Pasar Akar Putih kini merambah kalangan luas, mulai dari konsumen rumah tangga, pelaku bisnis kuliner, hingga komunitas vegan. Penjualannya sebagian besar dilakukan secara online lewat media sosial seperti WhatsApp, Instagram, dan Facebook. 

“Pernah dalam sehari kami habis sampai 100 pak,” ungkap Itha.

Ke depan, pasangan ini berencana menambah varian tanaman seperti lemon, untuk memperluas pasar sekaligus memperkenalkan gaya hidup sehat lewat produk lokal. Mereka juga berharap dukungan lebih luas dari Pemerintah Kota Balikpapan.

“Selama ini DKUMKMP sudah sangat membantu. Tapi kami berharap ada kolaborasi dengan Dinas Pertanian agar petani hidroponik bisa naik kelas dan menembus pasar restoran serta hotel di Balikpapan, bahkan ke luar daerah,” harap Itha dan Amar.

Dari halaman kecil di Sumber Rejo, Akar Putih Hidroponik Farm membuktikan bahwa ketekunan, ilmu, dan semangat tak mudah menyerah bisa menumbuhkan harapan, bahkan dari setetes air. (lex)


TAG DKUMKMP

Tinggalkan Komentar

//