KaltimKita.com, SANGATTA – Usai memimpin Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Bupati Kutai Timur tahun 2020, Bupati Kutai Timur Drs H Ardiansyah Sulaiman, M.Si, menyikapi lesunya pembelian beras dari petani lokal. Untuk itu Bupati Ardiansyah menekankan kalangan PNS membeli beras lokal terkait saran Bupati Ardiansyah itu, Anggota DPRD Kutim Masdari Kidang menegaskan ketersediaan stok beras yang dihasilkan petani lokal tidak akan mencukupi akan kebutuhan masyarakat di Kabupaten Kutai Timur dengan menyentuh 18 kecamatanya apalagi ditambah memenuhi permintaan kalangan PNS.
“Hal ini pernah saya terapkan di beberapa perusahaan, dalam hal ini pihak perusahaan bersedia saja akan tetapi pada akhirnya tidak mampu memenuhi kebutuhan konsumen karena stok terbatas,” ulas Kidang.

Momen kenangan saat periode lalu sebelum berpasangan dengan wabup Kasmidi, Bupati Ardiansyah berupaya dongkrak daya beli beras lokal survei langsung ke lahan pertanian
Kidang menegaskan di Kutim ini banyak yang mengaku berprofesi petani tapi pada kenyataannya bukan petani tulen alias serabutan seperti tukang atau pekerja bangunan.
“Karena hal ini banyak saya dapati juga di lapangan. Kalau bukan dari asli petani hanya nyoba-nyoba saja tidak serius maka tidak maksimal padi yang dihasilkan karena mereka bercocok tanamannya alakadarnya saja tanpa dibekali secara benar teknik bercocok tanam padi,” ungkapnya.
Apalagi menurut anggota dewan dari fraksi Berkarya ini, tidak semua kontur tanah tidak semua cocok dijadikan areal pertanian sawah. “Terlebih Kutim ini didapati banyaknya wilayah perbukitan, tak sedikit petani di Kutim yang sering gagal panen karena faktor alamnya kurang cocok di jadikan kawasan pertanian,” beber Kidang
Bukan artinya Kidang selaku DPRD tidak mendukung arahan bupati Ardiansyah, akan tetapi berdasarkan realitanya di lapangan memang demikian adanya.
“Wilayah Kutim ini terdapat banyaknya aliran bantaran sungainya sebentar saja hujan turun air permukaan sungai meluap dan merendam padi sehingga gagal panen,” imbuhnya.
Dirinya tidak memungkiri memenuhi stok beras di Kutim tentunya lebih banyak disuport beras dari produk petani luar Kutim. “Perlu adanya perhatian serius Pemkab Kutim dalam mengkaji peningkatan produksi beras lokal. Pada kasus ini tentunya bukan karena faktor menurunya pembeli akan tetapi murni stok beras padi lokal memang terbatas,” tutup Kidang. (adv/rin/aji)


