Tulis & Tekan Enter
images

KECEWA : Warga Margomulyo dari gabungan RT protes kebijakan PT Pertamina yang dinilai arogan

Kecewa Pertamina Tak Komitmen, Warga Margo Mulyo Akan Tutup Jalan Per 1 Januari 2021

KaltimKita.com, BALIKPAPAN - Warga Kelurahan Margo Mulyo, Balikpapan Barat dibuat kecewa dengan keputusan pihak Pertamina. Kenapa tidak, perusahaan plat merah tersebut ingkar dengan penyampaian yang dibuat bersama ketika rapat di kelurahan.

Ya warga Margomulyo khususnya di RT 15, 39,40, 41, dan 42 dilarang melintas di kawasan Komplek Perumahan Pertamina (Komperta), Jalan Batu Butok yang tepat berbatasan dengan Margomulyo.

Bahkan untuk menunaikan salat jumat pun tidak diperbolehkan, dengan alasan tidak menggunakan helm. Padahal di kawasan tersebut terdapat Masjid Al-Fatah.

”Jika warga masuk pos lewat pemakaman Muslimin dekat kompleks BPD, bisa bebas, tetapi ketika di pos dekat ‘bundaran’ sangat ketat. Apalagi kaitan pengetatan helm juga sangat mengganggu warga yang hanya lewat dan ingin menjumpai sanak keluarga atau di sekitar kawasan Gunung Empat atau Telindung,” ujar salah satu warga yang melakukan aksi dan pemasangan spanduk, Senin (28/12) kemarin.

PT Pertamina dinilai tidak melihat kepentingan warga sekitar

Nah situasi tersebut, kata Ketua LPM Margo Mulyo, Bahrul Ulum mengatakan sesuai aspirasi warga, sepakat akan melakukan penutupan jalan menuju gunung empat sejak 1 Januari mendatang sampai batas waktu yang tidak ditentukan.

”Ini bentuk aspirasi warga yang sudah memuncak. Jadi penutupan ini dilakukan untuk warga komperta gunung empat dan sekitarnya yang mau melintas,” katanya.

Sejatinya, kejadian ini kata Bahrul sudah disampaikan warga maupun pihak kelurahan ke Pertamina, namun sampai saat ini tidak ada respon yang baik seperti apa.

“Saya juga sudah menyampaikan langsung ke pihak Pertamina saat pertemuan di kelurahan, tapi sampai sekarang nggak ada respon,” akunya.

Dirinya pun berharap, karena ini sudah lama ada, jangan sampai mengganggu hubungan antara warga komplek Pertamina dan warga kampung. Dan ia minta agar penjagaan tidak sampai jalan porosnya ditutup, tetapi bisa menutup akses jalan menuju perumahan.

”Katanya hanya menjalankan protokol kesehatan. Namun nyatanya komitmen itu berbeda dengan pembahasan saat pertemuan, tetapi kalau misalkan ada aturan baru saya berharap bisa di bicarakan bersama,” ujarnya.

Memang Sekretaris Kelurahan Margomulyo H Abdurachman ketika dikonfirmasi kaitan protes warga membenarkan. Sebab, warga juga merasa jengkel, mengingat PT Pertamina membuat keputusan tidak sesuai rapat.

Menurut Abdurachman, rapat saat itu tidak pernah membahas helm. Dan tidak ada penutupan. Hanya menggunakan stiker sebagai suatu cara identifikasi.

“Tapi ini sangat ketat yang tidak sesuai hasil rapat. Warga tentu saja protes,” ujarnya.

Perlu diketahui kata Abdurachman, jalan di kawasan Batu Butok itu sebagai jalan alternatif warga di Kelurahan Margomulyo dan sekitarnya. Jika hujan deras dan ada kawasan di sejumlah RT banjir, maka warga harus melewati kawasan itu.

“Jalan Minyak saja ada proyek besar tidak pernah menutup jalan. Sebab, sadar bahwa itu sudah jadi jalan umum dan jalan khusus warga,” ujar Abdurachman.

Warga tidak akan melakukan tindakan protes, jika kesepakatan dalam rapat terdahulu kata Abdurrachman di lapangan sesuai. Tapi faktanya, tidak demikian.

“Helm tidak pernah dibahas. Sebab, yang harus dijaga kaitan aset Pertamina. Warga akan patuh. Cuma jika helm itu kan urusan polisi lalu-lintas. Petugas yang di pos hanya menjaga aset dan memberikan pemahaman kaitan warga jika melintas di jalur itu,” ujar Abdurachman.

Menurutnya, pihak Kelurahan Margomulyo masih menunggu apa langkah-langkah PT Pertamina khususnya RU V dalam kaitan protes warga ini. “Kelurahan menunggu saja. Ini harus dicarikan solusi agar tidak sampai berlarut-larut,” ungkapnya. (tim)


TAG

Tinggalkan Komentar