Kaltimkita.com, SAMARINDA- Bagi seorang Wakil Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) seperti Seno Aji, jabatan politik bukan hanya sekadar kursi, melainkan sebuah amanah besar untuk memajukan daerah.
Lebih dari itu, sebagai Ketua DPD Partai Gerindra Kaltim, Seno Aji melihat partai yang dipimpinnya sebagai instrumen vital dalam mewujudkan visi pembangunan Kaltim yang lebih baik.
Dalam sebuah silaturahim yang dihadiri jajaran pengurus inti Gerindra dan anggota DPRD Fraksi Gerindra di Samarinda pada Sabtu (7/6/2025), Seno Aji tidak hanya berbicara tentang strategi politik, tetapi juga tentang bagaimana Gerindra dapat menjadi kekuatan pendorong bagi kemajuan Kaltim.
Seno Aji, dengan pengalamannya di legislatif dan eksekutif daerah, memahami dinamika dan tantangan yang dihadapi Kaltim.
Oleh karena itu, arahannya kepada Gerindra Kaltim tidak semata-mata berfokus pada persiapan Pemilu 2029, melainkan pada penguatan fondasi partai yang secara langsung akan berdampak pada kapasitas Gerindra untuk berkontribusi pada pembangunan daerah.
"Pertemuan ini menjadi ajang untuk menggalang persatuan di tubuh Gerindra... Kita selalu bersilaturahim dan bertukar pendapat untuk bersama-sama membangun daerah," ujar Seno Aji.
Pernyataan ini menunjukkan komitmen ganda Seno Aji: membangun partai yang kuat sekaligus mengarahkan kekuatan partai tersebut untuk kepentingan Kaltim secara keseluruhan.
Sebagai seorang Wagub, Seno Aji tentu memiliki perspektif yang lebih luas tentang kebutuhan masyarakat dan arah pembangunan daerah. Karenanya, instruksi untuk merapikan struktur kepengurusan hingga anak ranting bukanlah sekadar formalitas internal partai.
Ini adalah langkah strategis untuk memastikan bahwa mesin partai bekerja optimal, menjangkau seluruh lapisan masyarakat, dan menjadi representasi yang akurat dari aspirasi rakyat Kaltim.
Dengan struktur yang solid, Gerindra dapat lebih efektif dalam menyalurkan program-program pemerintah daerah dan menyerap umpan balik dari masyarakat.
Dorongan bagi anggota dewan untuk lebih aktif turun langsung ke masyarakat juga mencerminkan pemikiran Seno Aji sebagai pemimpin daerah. Ia menyadari bahwa kebijakan yang efektif lahir dari pemahaman mendalam akan realitas di lapangan.
Menurut dia, anggota dewan yang merakyat menjadi mata dan telinga pemerintah, membantu mengidentifikasi masalah, dan merumuskan solusi yang relevan.
Perihal itu adalah sinergi yang diharapkan antara eksekutif dan legislatif, di mana Gerindra sebagai partai pengusung memiliki peran kunci.
Selain itu, arahan Seno Aji untuk menyatukan tujuan seluruh sayap partai—Tunas Indonesia Raya (TIDAR), Perempuan Indonesia Raya (PIRA), Gerakan Kristiani Indonesia Raya (GEKIRA), dan Gerakan Muslim Indonesia Raya (GEMIRA)—adalah manifestasi dari ambisinya untuk menjadikan Gerindra sebagai partai yang inklusif dan representatif bagi seluruh elemen masyarakat Kaltim.
Dengan bersatunya sayap-sayap partai, Gerindra diharapkan mampu mengartikulasikan aspirasi dari berbagai kelompok demografi dan agama, memperkaya perspektif dalam perumusan kebijakan, serta memperkuat jangkauan program-program pemerintah.
Seno Aji secara lugas mengingatkan bahwa waktu berlalu cepat, bahkan lima tahun. Ini adalah refleksi dari seorang pejabat publik yang terbiasa dengan target dan tenggat waktu.
Baginya, "suasana santai setelah pemilu" adalah kemewahan yang tidak bisa dinikmati terlalu lama.
Ia memerintahkan pembentukan kekuatan di lapisan bawah sebagai persiapan dini, bukan hanya untuk kemenangan elektoral di 2029, tetapi sebagai fondasi jangka panjang bagi Gerindra untuk terus berkontribusi pada kemajuan Kaltim.
Dari sudut pandang seorang Wakil Gubernur, Seno Aji melihat Gerindra bukan hanya sebagai kendaraan politik, melainkan sebagai mitra strategis dalam membangun Kaltim.
Konsolidasi internal partai, aktivisme anggota dewan di tengah masyarakat, dan penyatuan sayap partai adalah langkah-langkah konkret yang dirancang untuk memperkuat kapasitas Gerindra dalam mendukung dan mensukseskan program pemerintah. (fan)