KaltimKita.com, BALIKPAPAN - Universitas Balikpapan menggelar webinar nasional dengan tema pendidikan anti korupsi, Kamis (1/4/2021). Kurang lebih 900 peserta turut hadir dalam webinar ini. Membludaknya peserta lantaran mengundang narasumber berkompeten yakni mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Dr Abraham Samad SH MH.
Dalam paparannya, Abraham Samad mengatakan pendidikan anti korupsi sangat penting. Tidak hanya oleh kalangan mahasiswa, melainkan sejak tingkat PAUD hingga SMA. “Indonesia ini Negara besar, kaya akan sumber daya alam, tapi korupsi dimana-mana. Jadi sangat ironi, karena angka kasusnya belum menurun. Tentu, pendidikan anti korupsi harus diperkenalkan sejak dini,” kata Abraham Samad.
Ya kejahatan korupsi, kata dia menghasilkan kemiskinan yang masif, utang Negara ke luar negeri, pengangguran hingga merusak lingkungan alam. “Semua harus punya mimpi untuk meminimalisir. Beberapa hal yang harus dilakukan yakni tindakaran represif dan pencegahan,” ujarnya.
Diuraikan, motif korupsi ada dua yaitu corruption by need (kebutuhan) dan corruption by greed (serakah rakus ). Corruption by need dalam hal ini biasa terjadi di lingkup RT, kelurahan hingga kecamatan. Biasanya dilakukan dalam kepengurusan berkas KTP, Kartu Keluarga ataupun yang lainnya. Pun dengan corruption by greed, konteksnya dalam hal ini merupakan para pejabat tinggi negeri.

Memang, di masa kepemimpinannya, lembaga anti rasuah ini cukup berhasil. KPK menjerat banyak koruptor kelas kakap. Dari menteri aktif sampai jenderal polisi 'disikat'. Di masa kepemimpinan Samad ini sektor penindakan KPK betul-betul panas.
Catatan mentereng ditorehkan Samad Cs. Untuk pertama kalinya, KPK menjerat jenderal polisi aktif yakni Irjen Djoko Susilo dan Brigjen Didik Purnomo. Dua jenderal itu dijerat dalam kasus korupsi pengadaan simulator SIM di Korlantas Polri. Di era Samad pula, KPK menjerat seorang ketum Parpol. Anas Urbaningrum yang saat itu menjadi Ketum Demokrat ditetapkan sebagai tersangka kasus Hambalang.
Rektor Universitas Balikpapan Dr. Ir. Isradi zainal, MT, MH, MM, DESS, IPU, ASEAN Eng mengatakan webinar ini memang sangat perlu dilakukan terutama untuk di perguruan tinggi. “Indonesia sejahtera jika tidak ada korupsi. Makanya hal ini perlu menjadi perhatian semua kalangan terutama dunia pendidikan,” kata Isradi Zainal.
Ya Ketua Badan Pembina Yayasan Pendidikan Tinggi (Yapenti) Dharma Wirawan Kaltim (DWK) Kaltim Rendi Susiwo Ismail mengatakan webinar ini sangat tepat, apalagi bangsa yang besar, tapi kasus korupsinya sangat luar biasa.
Selain Abraham Samad, pemateri juga disampaikan oleh Dekan Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin Prof. Dr. Farida Patittingi, S.H., M.Hum. DIkatakan penguatan integritas perlu dilakukan di kampus. Minimal dari hal kecil, misal tidak menyontek saat ujian. Jadi harus ditanamkan pola pikir tersebut.
“Sekecil apapun kekuasaan, pasti ada keinginan untuk korupsi. Begitupun dengan kekuasaan yang besar. Ini menjadi tantangan perguruan tinggi untuk menciptakan pimpinan yang berkualitas dari mahasiswa,” tambah Dr Farida. (and)


