Kaltimkita.com, BALIKPAPAN – Upaya Pemerintah Kota Balikpapan untuk menghadirkan 34 Ruang Bermain Ramah Anak (RBRA) di setiap kelurahan dan lingkungan rumah ibadah masih menemui jalan terjal. Ya, penyebab utamanya yakni keterbatasan anggaran.
Adapun program ini, merupakan bagian dari upaya menciptakan kota yang lebih inklusif dan mendukung tumbuh kembang anak.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB), Heria Prisni mengakui bahwa realisasi pembangunan taman anak tersebut masih bergantung penuh pada kekuatan APBD.
“Kami masih perjuangkan pembangunannya tahun ini. Tapi tantangannya memang besar, terutama soal pendanaan,” ujarnya, Rabu (6/8/2025).
Menurut Heria, satu unit RBRA yang memenuhi standar membutuhkan biaya sekitar Rp300 juta hingga Rp500 juta, tergantung kelengkapan fasilitas. Jika fasilitas ditingkatkan, angkanya bisa tembus lebih dari setengah miliar rupiah.
“Estimasi itu sudah mencakup fasilitas dasar. Kalau mau lebih lengkap, biayanya tentu lebih tinggi,” bebernya.
Saat ini, Balikpapan baru memiliki tiga taman bermain yang dikelola pemerintah yaitu di Wiluyo Puspoyudo, Islamic Center, dan Taman Bekapai. Selebihnya adalah hasil kontribusi CSR dari sektor swasta.
Untuk mempercepat target, DP3AKB telah menyusun Detail Engineering Design (DED) di sejumlah titik dan mengajukan tambahan anggaran dalam APBD Perubahan. Salah satunya mengusung konsep Taman Tiga Generasi, yang dirancang untuk bisa dinikmati anak, orang tua, hingga lansia.
“DED-nya sudah ada dan sedang dikaji. Kami harap tidak ada pemangkasan dana,” ucap Heria.
Terkait lokasi, ia menekankan bahwa taman anak tidak harus berdiri di atas lahan kelurahan, selama lahan tersebut berada di wilayah kelurahan dan status kepemilikannya jelas, misalnya milik pemerintah atau sudah dihibahkan.
Lebih dari sekadar taman kelurahan, pembangunan RBRA juga menyasar lingkungan rumah ibadah. Islamic Center menjadi lokasi pertama, dan tahun ini DP3AKB berencana memperluas ke gereja, pura, vihara, dan tempat ibadah lainnya.
“Tahun ini kita targetkan pembangunan di rumah ibadah non-muslim juga. Tapi tetap melalui pendekatan agar bisa diterima,” jelasnya.
“Semoga dalam lima tahun ke depan, Balikpapan bisa benar-benar memiliki 34 RBRA yang representatif, sebagai ruang publik yang aman dan nyaman bagi anak-anak,” tambahnya. (lex)