Tulis & Tekan Enter
images

Salah satu anak saat melakukan pendaftaran ulang di sekolah negeri. SPMB jalur umum resmi pun ditutup pada Rabu (9/7/2025) kemarin.

SPMB Resmi Berakhir, Kolaborasi 13 Sekolah Swasta Jamin tak Ada Anak Putus Sekolah

Kaltimkita.com, BALIKPAPAN – Proses pendaftaran Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) jalur umum resmi ditutup pada Rabu (9/7/2025) kemarin. Kini, tahapan seleksi telah memasuki fase pengumuman hasil dan daftar ulang yang berlangsung hingga 11 Juli. Sementara kegiatan belajar akan dimulai pada 14 Juli mendatang.

Di tengah harapan dan tantangan dalam proses SPMB tahun ajaran 2025/2026, warga Kota Balikpapan menunjukkan keteguhan sikap dan memastikan anak tetap sekolah, meski tidak semua harapan bisa terpenuhi.

Di balik proses administratif tersebut tersimpan kisah beragam dari orang tua siswa. Ada yang pasrah, ada pula yang tetap gigih mencari jalan agar sang anak bisa mengenyam pendidikan, terutama di sekolah negeri yang dianggap lebih terjangkau dan berkualitas.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Balikpapan, Irfan Taufik menegaskan bahwa sistem pendaftaran sekolah yang berjalan tetap mengedepankan transparansi dan keadilan.

“Semua berdasarkan sistem. Tidak ada ruang untuk titip-titipan atau sogokan. Jika ada yang menjanjikan bisa bantu masuk sekolah dengan bayaran tertentu, jangan percaya,” ujar Irfan, Kamis (10/7/2025).

Menjawab kekhawatiran masyarakat soal keterbatasan daya tampung sekolah negeri, Irfan menegaskan komitmen pemerintah untuk menjamin seluruh anak Balikpapan tetap bersekolah dan tak ada yang putus sekolah. Salah satunya dengan menjalin kerja sama bersama 13 sekolah swasta, yang siap menampung siswa yang tidak lolos seleksi sekolah negeri.

“Biaya mulai dari pendaftaran, uang pangkal, hingga SPP ditanggung penuh oleh Pemerintah Kota. Kami ingin tidak ada anak yang tertinggal hanya karena tidak diterima di sekolah negeri,” jelasnya.

Bagi sebagian warga, pilihan ke sekolah swasta menjadi keputusan realistis. Seperti yang dilakukan Nur, warga Balikpapan Kota, yang anaknya sempat gagal masuk SMPN 12. Ia memilih mendaftarkan anaknya ke SMP Kartika.

“Yang penting anak saya tetap sekolah. Kami tahu, masa depan tidak hanya ditentukan dari SMP. Nanti SMA baru kami perjuangkan masuk negeri,” tuturnya bijak.

Begitupun dengan Suriati warga Pasar Baru, semangatnya tidak padam meski anaknya sempat tidak lolos di dua sekolah negeri. Ia bersyukur akhirnya anaknya diterima di SMPN 7, walau harus menempuh perjalanan jauh.

“Kalau soal jarak, bisa diatur. Anak saya bisa naik angkot, lalu jalan kaki ke sekolah. Yang penting bisa sekolah negeri karena lebih ringan di biaya,” ungkapnya. (lex)



Tinggalkan Komentar