Kaltimkita.com, BALIKPAPAN – Tahun 2022 lalu, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Kalimantan Timur meluncurkan program inovatif bernama Kurikulum Dual Track atau dua jalur pendidikan, yaitu jalur akademik dan keterampilan. Program ini dilatarbelakangi oleh fakta bahwa kurang dari 50 persen lulusan SMA di Kaltim melanjutkan ke perguruan tinggi. Maka, perlu adanya solusi agar lulusan SMA memiliki bekal keterampilan untuk langsung terjun ke dunia kerja.
Awalnya, sasaran program ini adalah sekolah-sekolah di wilayah terpencil seperti Kutai Barat dan Berau hingga ke pulau Maratua. Namun, karena salah satu syarat utama adalah jumlah peserta minimal 120 siswa, banyak sekolah di daerah tidak mampu memenuhinya.
Seiring berjalannya waktu, ditahun pertama dimulainya program itu yakni 2023, SMA Negeri 8 Balikpapan ditunjuk sebagai salah satu dari 20 sekolah pertama yang menjalankan program ini di Kaltim. Dan Sekolah yang berdiri tegak di kawasan Mangrove itu pun menjadi satu-satunya Sekolah asal Balikpapan yang menjalankan kurikulum dual track saat itu.
Ditemui reporter Kaltimkita.com di ruang kerjanya, Selasa (29/7/2025), Kepala Sekolah SMA Negeri 8 Balikpapan, Drs. Ali Arham, M.Pd menyampaikan rasa bangganya dengan hadirnya program inovatif tersebut.
“Ketika diminta jadi pelaksana oleh Dinas, kami terima dengan senang hati. Meskipun saat itu masih meraba-raba karena semua serba baru,” ungkapnya.
Lebih jauh Ali menjelaskan, bahwa program ini diresmikan pada akhir 2022 di Kutai Kartanegara dan mulai berjalan di tahun 2023. Program dual track ini merupakan hasil kerja sama Dinas Pendidikan Kaltim dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. ITS berperan menyusun kurikulum, melakukan evaluasi, serta memantau pelaksanaan secara berkala.
Adapun pelatihan berjalan selama satu tahun dengan total durasi 120 jam, yang mencakup orientasi, pelatihan inti, produksi, pemasaran, hingga evaluasi.
Tiga bidang keterampilan utama yang diajarkan adalah tata busana, tata boga (makanan dan minuman ringan), dan multimedia.
Saat ditunjuk, Ali mengakui ada sejumlah tantangan awal yang cukup berat. Sekolah yang dipimpinnya belum memiliki alat praktik, bahkan belum mengetahui apakah ada dana operasional. Namun berkat keoptimisannya, kegiatan tersebut harus tetap berjalan.
Namun dengan dukungan berbagai pihak, SMAN 8 mencari pelatih dari luar sekolah, seperti trainer Sentra Industri Kecil (SIK) Teritip untuk makanan ringan, trainer minuman, Batik Shaho untuk pelatihan tata busana, serta praktisi film lokal Balikpapan untuk multimedia. Para siswa pun dilatih langsung di tempat para pelatih tersebut.
Nah, di tahun pertama, pelatihan dijalankan secara semi-magang karena keterbatasan fasilitas sekolah.
“Bahkan anak-anak kami harus naik angkutan umum ke lokasi pelatihan. Ada yang ke Warkop depan Living Plaza dan ada yang ke Teritip di wilayah Balikpapan Timur,” akunya.
Kemudian, berkat konsistensi dan komitmen dalam kegiatan Dual Track, barulah pada tahun kedua yakni 2024, alat pelatihan mulai dikirim oleh Disdikbud Kaltim ke SMAN 8. Meskipun sempat terkendala penataan ruang karena jumlahnya yang terbilang banyak dan ukuran alat yang besar.
Saat ini, memasuki tahun ketiga, pelatih sudah datang ke sekolah, memanfaatkan fasilitas yang ada sesuai anjuran ITS. Program ini masih dijalankan oleh siswa kelas 10 semester genap hingga semester ganjil kelas 11, dan berganti peserta setiap tahun ajaran.
“Program Dual Track tidak hanya menjadi sarana pelatihan, tapi juga mendorong produksi dan pemasaran. Saya berharap, siswa-siswi kami tidak hanya terampil, tapi juga mandiri secara ekonomi,” harap Ali.
Ali mengakui, bahwa beberapa lulusan anak didiknya ada yang telah memulai merintis usaha mandiri. Salah satu contohnya adalah lulusan program tata boga yang kini membuka usaha kecil menjual minuman ringan di warung depan rumahnya. Sementara itu, lulusan bidang multimedia telah mendapatkan berbagai job dokumentasi acara, dan bahkan terlibat dalam produksi film pendek yang meraih juara di ajang lomba film pendek di Ibu Kota Nusantara. Ia kini diterima di Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung dengan jurusan Film dan Televisi.
“Kami melihat betul bahwa anak-anak yang serius mengikuti program ini bisa berkembang luar biasa. Bahkan yang awalnya tidak berniat kuliah, jadi punya bekal dan kepercayaan diri untuk melanjutkan pendidikan tinggi,” ucap Ali bangga.
Ali menambahkan, adapun sejumlah peralatan yang telah didistribusikan ke SMAN 8 sebagai pelaksana program dual track untuk mendukung pelatihan di tiga bidang keterampilan, yaitu Tata Busana, Tata Boga, dan Multimedia. Berikut rinciannya,
1. Bidang Tata Busana berupa:
- Mesin jahit portable: 5 unit
- Mesin jahit manual: 5 unit
- Setrika: 10 unit
- Papan setrika: 5 unit
- Manekin: 5 unit
2. Bidang Tata Boga
- Oven bakery: 4 unit
- Alat proving (pengembang adonan): 4 unit
- Alat shaker: 60 unit
- Meja stenlis: 40 unit
- Kompor dua tungku: 40 unit
- Grinder kopi: 5 unit
- Mesin kopi: 3 unit
- Kulkas dua pintu show case: 2 unit
- Kulkas kecil : 2 unit
- Showcase besar: 2 unit
- Kulkas satu pintu: 7 unit
- Mesin pemotong roti: 2 unit
3. Bidang Multimedia
- Kamera DSLR Canon: 2 unit
- Mesin press mug: 5 unit
- Mesin press gantungan kunci: 5 unit
- Mesin press kaos: 5 unit
- Printer standar: 5 unit
- Tripod: 4 unit
- Pemotong kertas: 4 unit
- Lampu pencahayaan (lighting): 2 unit
- Lighting softbox: 2 unit, dan
- Alat laminating: 2 unit
“Distribusi peralatan ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelatihan dan keterampilan siswa, sehingga mereka lebih siap menghadapi dunia kerja maupun membuka usaha mandiri,” tutup Ali. (lex)