Catatan Rizal Effendi
SECARA khusus saya datang ke Banjarbaru, pekan lalu. Agendanya untuk menyaksikan pelantikan H Sayed Jafar Alaydrus, SH sebagai ketua DPD Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) Provinsi Kalimantan Selatan.
Saya merasa surprised dengan kiprah Pak Sayed. Saya pikir dia sudah “habis” setelah dua periode menjadi bupati Kotabaru. Apalagi kemudian dia dicopot dari posisi ketua Golkar Kotabaru menyusul tampilnya sang istri, Hj Fatma Idiana menjadi calon bupati Kotabaru melalui jalur independen atau perseorangan dalam pemilu serentak 2024 lalu.
Tiba-tiba terdengar kabar Sayed dipilih secara aklamasi menjadi ketua DPD Partai Hanura Kalsel. Dan pelantikannya dilakukan Senin (3/11) malam secara besar-besaran di Grand Qin Hotel Banjarbaru yang dihadiri langsung oleh Ketua Umum DPP Hanura Dr Oesman Sapta Odang (OSO).
Grand Qin Hotel adalah hotel syariah berbintang 4 dengan 187 kamar berbagai type. Dilengkapi fasilitas tempat berbelanja yang dinamai Q Mall Banjarbaru. Karena hotel beraroma Islam, fasilitas masjidnya sangat bagus. Di dalam kamar disediakan juga sajadah, mukena, sarung, dan kitab suci Alquran.

Penyerahan bendera Hanura dari Ketua Umum Oesman Sapta Odang kepada Ketua DPD Hanura Kalsel, Sayed Jafar Alaydrus, SH.
Ballroom Grand Qin Hotel tempat acara pelantikan berlangsung mampu menampung 2.000 tamu. “Kami ingin tunjukkan kepada Pak OSO bahwa Hanura Kalsel sudah siap berjuang menjadi besar,” kata ketua panitia, Hj Syarifah Santiyansyah, SH, MSi, adik Pak Sayed yang juga didaulat menjadi sekretaris DPD.
Saya datang dari Balikpapan bersama Pak Alinur, Vicky, dan Basir, mantan ketua Nasdem yang sempat jadi calon wakil bupati PPU. Ada juga Pak Syukri Wahid, ketua Partai Gelora yang juga calon wawali Balikpapan. “Kita datang untuk menyemangati Pak Sayed,” kata Basir dan Syukri.
Pak Sayed tokoh menarik. Dia punya pertalian darah di dua wilayah. Di satu pihak dia dianggap orang Balikpapan, Kaltim dan di sisi lain dia juga orang Kalsel karena dilahirkan di Kotabaru. Kabupaten ini dikenal memiliki kota gaib bernama Saranjana, yang digambarkan sebagai kota legenda dengan teknologi canggih.
Usia Pak Sayed 63 tahun. Meski lahir di Kotabaru, dia besar dan berkembang di Balikpapan. Dia tumbuh di lingkungan masyarakat Bugis di Kampung Baru, Balikpapan Barat. Lalu ikut dalam perdagangan minyak sampai berkembang menjadi pebisnis minyak, kapal, dan galangan. Dia pernah menjadi wakil ketua KADIN dan Hiswana Migas Balikpapan.

Ribuan kader Hanura di Kalsel menghadiri acara pelantikan Sayed Jafar.
Ibarat pepatah: kacang tak lupa dengan kulitnya. Setelah sukses di Balikpapan dia juga berkiprah di Kotabaru. Sembari mengembangkan bisnisnya di perminyakan dengan membuka puluhan SPBU, dia juga masuk ke wilayah politik. Mulai jadi anggota sampai menjadi ketua Golkar. Lalu sukses pula menjadi bupati Kotabaru dua periode, 2016-2021 dan 2021-2025.
Didepak dari Golkar tak membuat Pak Sayed patah arang. Tiba-tiba dia mendapat kursi terhormat menjadi ketua DPD Partai Hanura Kalsel. Ada yang bilang Pak Sayed ganti baju. Dari kostum berwarna kuning ke “kuning baru.” Soalnya warna dominan Hanura seperti kuning juga, yang sesungguhnya disebut mereka warna cokelat tanah sebagai lambang kearifan dalam mewujudkan kemandirian dan kesejahteraan rakyat.
OSO: DIA PETARUNG
Ketua Umum DPP Hanura Dr Oesman Sapta Odang secara spesifik menyebut Pak Sayed sebagai petarung partai yang tangguh. Pak Sayed datang khusus ke OSO dan menyatakan siap menjadi pengurus. “Tapi saya menilai beliau layak menjadi ketua,” jelasnya.
OSO melantik Pak Sayed setelah sebelumnya dia juga melantik Ketua DPD Hanura Kaltim H Marsidik dan Kaltara, Ingkong Ala, SE, MSi. “Saya orang Kalimantan dan satu-satunya ketua umum partai nasional dari Kalimantan. Jadi tentu saya berharap Hanura juga berkembang dan menjadi kebanggaan orang Kalimantan,” katanya penuh semangat.
Seperti diketahui, OSO yang sekarang berusia 75 tahun adalah pengusaha dan politisi asal Kalbar. Dia pernah menjadi wakil ketua MPR dan ketua DPD RI. Sebelumnya pernah mendirikan Partai Persatuan Daerah, yang tidak lolos electoral threshold. Majalah Globe Asia pernah menempatkan OSO menjadi orang terkaya nomor 104 di Indonesia dengan kekayaan Rp4,6 triliun.

Pak Sayed Jafar didampingi OSO saat diwawancarai para wartawan.
Menurut Oesman, Partai Hanura adalah partai yang menggunakan hati nurani dan berpihak kepada daerah. Karena itu sejalan dengan semangat masyarakat Kalimantan yang ingin maju dan sejahtera seperti daerah lainnya.
Ia optimistis dengan kepemimpinan baru, Hanura di Kalsel termasuk di Kaltim dan Kaltara berkembang dan mampu berkompetisi dengan parpol lainnya. “Saatnya kita meraih kemajuan, kemenangan dan kejayaan,” katanya begitu.
Pak Sayed sendiri menyatakan siap berjuang habis-habisan untuk memajukan Hanura di Bumi Antasari. “Target kita harus sejajar dengan partai-partai besar di Kalsel dalam Pemilu 2029 akan datang,” katanya ketika ditanya para wartawan.
Menurut Syarifah Santiyansyah, 13 pengurus DPC di tingkat kabupaten/kota se-Kalsel sudah siap berjuang bersama Pak Sayed. “Kami siap tidak saja memenangkan partai, tapi juga akan mengusung Pak Sayed menjadi orang nomor satu di Kalsel,” ucapnya lantang.

Bersama Pak Syukri Wahid dan Pak Basir menyemangati Pak Sayed Jafar.
Dari Banjarbaru saya bersama Pak Alinur dan Syukri Wahid balik ke Balikpapan lewat jalan darat. Sempat menikmati wadai banjar petah dan lakatan inti. Lalu makan iwak banjar di antaranya pepuyu dan lais. Sayang tak sempat melahap durian dan dodol kandangan.
Sebagai penutup dalam perjalanan, saya makan nasi gandul di Kuaro, Kabupaten Paser tengah malam. Andai nanti ada pemekaran provinsi, yang menggabungkan beberapa kabupaten/kota di Kaltim dan Kalsel, menurut saya layak juga yang menjadi gubernurnya Pak Sayed Jafar. Soalnya dia sudah punya “dua KTP” yaitu KTP Balikpapan dan Kotabaru.(*)


