Tulis & Tekan Enter
images

Dalam sepekan terakhir tempe dan tahu langka di pasaran karena harga kedelai yang meroket

Kedelai Melambung, Produsen Tahu-Tempe Menjerit

KaltimKita.com, BALIKPAPAN - Sejumlah produsen atau pengrajin tahu-tempe di Kota Balikpapan saat ini tengah dipusingkan dengan melambungnya harga bahan baku kedelai.

Demi roda usahanya tetap berjalan, para pengrajin menyiasatinya dengan melakukan sejumlah langkah. Salah satunya dengan mengurangi produksi dari yang biasanya.

"Kita sementara mengurangi produksi karena harga kedelai lagi tinggi. Biasanya Rp 7.500 per kilogramnya, sekarang jadi Rp 9.700 per kilogramnya," kata Etik Trisnawati (32), salah satu produsen tahu-tempe di Sumber Rejo 3, Gang Kawi, RT 40, Balikpapan Tengah, Rabu (6/1).

Sewaktu normal, Etik memproduksi tempe dalam setiap harinya mencapai 150 kilogram. Namun, sekarang hanya bisa 60-65 kilogram saja. "Berkurang hampir 50 persen," ujarnya.

Selain mengurangi produksi, siasat lain agar tidak merugi adalah dengan membuat ukurannya lebih kecil. Namun harga jual ke pasar tetap sama.

"Harga tetap. Kita jual ke pasar Rp 5 ribu. Tapi ukurannya sekarang lebih kecil, takaran untuk kedelainya itu dikurangi," tuturnya.

Ada pun yang membuat harga kedelai mahal adalah faktor global, di mana harga kedelai tingkat global juga mengalami kenaikan. Sehingga berdampak pada harga kedelai impor ke Indonesia.

"Kita kan pakai kacang impor, mungkin karena virus Corona jadi sedikit impornya. Kalau yang lokal itu gak ada memang, atau mungkin enggak cukup untuk menyediakan pasokan," pungkasnya. (tim)


TAG

Tinggalkan Komentar

//