KaltimKita.com, BALIKPAPAN — Politeknik Negeri Balikpapan kembali menunjukkan komitmennya dalam pengabdian kepada masyarakat, kali ini melalui program Kampung Vokasi yang menyasar peningkatan kemandirian ekonomi bagi penyandang disabilitas di Kota Balikpapan. Kegiatan bertajuk “Peningkatan Kemandirian Wirausaha Penyandang Disabilitas melalui Pengembangan Kemampuan Pembuatan Roti dan Isian” ini berlangsung pada 19–20 Juli 2025 di Laboratorium Pastry Bakery Poltekba.
Dipimpin oleh Farida, M.Pd bersama tim dosen dari lintas program studi yakni Henry Winnarko, S.Pd., M.Pd, Abdul Gafur,S.Pd,.M.Pd, Syahrul Karim, S. St., M,Sc, Firda Rahmayanti, S. Tr.Par., M.Par, Dr Nur Vita Opu, SE.,MM dan Muhammad Albar Gusti Syaf, S.Mat., M.Acc. Ya, program ini menggandeng Kelurahan Telaga Sari sebagai mitra.
Lurah Telaga Sari, Airin Amir, S.Sos., M.A.P, menyambut hangat dan mengapresiasi inisiatif Poltekba yang memberdayakan komunitas penyandang disabilitas, khususnya mereka yang tergabung dalam Persatuan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Kota Balikpapan.
Kegiatan ini diikuti oleh 15 penyandang disabilitas fisik dan 5 kader PKK setempat. Pada hari pertama, peserta mendapatkan penyuluhan tentang teknik dasar pembuatan roti, pizza, dan abon sebagai isian serta cara menghitung harga jual produk secara tepat. Hari kedua diisi dengan praktik langsung pembuatan roti menggunakan peralatan standar industri.
“Semangat peserta begitu luar biasa, dan itu menjadi energi tersendiri bagi kami sebagai fasilitator,” ungkap Farida.
Sebagai bentuk keberlanjutan program, tim Kampung Vokasi turut menyerahkan bantuan alat produksi roti kepada komunitas PPDI Kota Balikpapan. Bantuan tersebut antara lain berupa oven 2 deck, mixer, loyang, kuas roti, rolling pin, pisau roti, gelas ukur, serta berbagai perlengkapan lainnya. Tak hanya itu, peserta juga menerima bahan baku dan kemasan sebagai modal awal memulai usaha mandiri.
Sugianto, Ketua PPDI Kota Balikpapan, menyampaikan rasa terima kasih dan harapannya agar pelatihan ini menjadi tonggak awal kemandirian ekonomi para anggotanya. “Kami merasa diperhatikan dan diberi peluang untuk berkembang, ini sangat berarti,” ujarnya.
Program ini sejalan dengan semangat inklusi sosial dan pemberdayaan ekonomi komunitas rentan, serta menjadi bukti nyata bahwa pendidikan tinggi vokasi tak hanya fokus pada pengajaran di ruang kelas, tetapi juga turut berkontribusi nyata dalam pembangunan sosial masyarakat. (and)