Kaltimkita.com, BALIKPAPAN — Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Balikpapan menegaskan agar seluruh pedagang Pasar Klandasan segera melunasi kewajiban retribusi sebelum pembangunan pasar selesai. Imbauan ini diambil sebagai langkah penertiban administrasi sekaligus menjadi syarat utama bagi pedagang untuk kembali menempati lapak di bangunan baru.
Kepala Disdag Kota Balikpapan, Haemusri Umar, menyampaikan bahwa pelunasan retribusi merupakan bentuk tanggung jawab pedagang terhadap fasilitas yang selama ini telah disediakan pemerintah. Ia menekankan agar para pedagang tidak menunda kewajiban tersebut hingga pasar selesai direvitalisasi.
“Harapan kami, semua pedagang bisa segera melunasi piutang retribusinya. Jangan sampai nanti pasar sudah jadi, tetapi yang mau masuk masih punya tunggakan,” tegas Haemusri dikonfirmasi media, Sabtu (1/11/2025).
Haemusri menjelaskan, bahwa penertiban pembayaran retribusi tidak hanya untuk memenuhi aspek kedisiplinan administrasi, namun juga untuk memastikan proses penempatan pedagang berjalan tertib, transparan, dan tanpa kendala hukum maupun administratif.
Disdag memastikan bahwa pedagang yang masih memiliki tunggakan akan diberikan peringatan dan pembinaan. Jika tetap tidak ada penyelesaian, kemungkinan dilakukan peninjauan kembali terhadap hak penempatan lapak. “Kami ingin semuanya jelas sejak awal. Dengan administrasi yang bersih, proses pengundian atau distribusi lapak bisa berjalan tanpa sengketa,” ujarnya.
Revitalisasi Pasar Klandasan disebut berjalan cukup pesat. Haemusri mengungkapkan bahwa progres pembangunan kini telah mencapai sekitar 50 persen, bahkan dengan deviasi progres di atas 20 persen, yang menunjukkan pekerjaan berjalan lebih cepat dari jadwal kontrak. “Sekarang pengerjaannya sudah masuk tahap pondasi, bata naik, dan persiapan pemasangan atap. Jadi perkembangannya cukup signifikan,” jelasnya.
Pemerintah menilai percepatan ini sebagai kabar baik bagi pedagang, karena semakin mempercepat proses pemulihan aktivitas perekonomian di pusat kota. Pasar Klandasan yang selama ini dikenal sebagai salah satu ikon perdagangan di pusat kota, kini dibangun dengan konsep satu lantai. Keputusan tersebut merupakan hasil dari aspirasi pedagang yang diserap dalam forum dialog sebelumnya.
Menurut Haemusri, desain satu lantai dinilai lebih efektif untuk kegiatan jual beli karena memudahkan pengunjung mengakses seluruh area pasar tanpa harus berpindah lantai. “Para pedagang sendiri yang meminta agar dibangun satu lantai. Alasannya agar akses lebih mudah dan transaksi lebih nyaman,” tambahnya.
Selain mempertimbangkan kenyamanan, desain satu lantai juga diharapkan mampu menyelesaikan permasalahan klasik pasar bertingkat, seperti kios kosong di lantai atas, minimnya kunjungan, dan efisiensi operasional.
Disdag menegaskan bahwa seluruh data pedagang lama telah terverifikasi dan dinyatakan final. Artinya, tidak ada penambahan jumlah petak maupun pedagang baru dalam proses penempatan nanti. Setiap pedagang akan kembali ke lokasi yang sudah tercatat sesuai pendataan sebelum revitalisasi dimulai. “Data pedagang sudah fix, tinggal menunggu pembangunan rampung. Targetnya selesai sesuai jadwal,” akunya.
Revitalisasi Pasar Klandasan merupakan bagian dari program Pemkot Balikpapan untuk memperkuat eksistensi pasar tradisional agar tetap bersaing di tengah maraknya pusat perbelanjaan modern. Pemerintah berharap wajah baru pasar tersebut dapat memberikan pengalaman belanja yang lebih nyaman, bersih, dan aman bagi masyarakat.
Dengan penyelesaian pembangunan yang diproyeksikan tepat waktu serta penataan pedagang yang lebih tertib, Pasar Klandasan diharapkan kembali menjadi pusat aktivitas ekonomi rakyat yang ramai dan tertata. (rep)


