Kaltimkita.com, SAMARINDA- Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Provinsi Kalimantan Timur secara berkelanjutan memperkuat program inklusi sosial, dengan salah satu fokus utamanya adalah menjangkau warga binaan di lembaga pemasyarakatan (Lapas) dan rumah tahanan (Rutan). Inisiatif ini tidak hanya sekadar menyediakan akses buku, tetapi juga bertujuan membangun fondasi literasi yang kuat sebagai bekal reintegrasi mereka ke masyarakat.
Plt Kepala DPK Provinsi Kalimantan Timur, Anita Natalia Krisnawati, dihubungi di Samarinda, Senin (9/6), menegaskan bahwa program layanan perpustakaan keliling ini merupakan komitmen jangka panjang DPK untuk memastikan pemerataan akses literasi.
“Kami melihat literasi sebagai hak fundamental. Melalui program ini, kami berusaha menembus batas-batas ruang gerak, memastikan setiap individu, termasuk warga binaan, memiliki kesempatan untuk belajar dan berkembang,” tutur Anita.
Pelaksanaan layanan perpustakaan keliling ini telah menjadi agenda rutin di tiga lokasi strategis di Kota Samarinda: Lapas Kelas II A Samarinda, Lapas Narkotika Kelas II A Samarinda, dan Rutan Kelas I Samarinda.
Anita Natalia menjelaskan, koleksi buku yang disediakan sangat beragam, mulai dari bacaan inspiratif dan pengembangan diri, buku-buku keterampilan praktis, hingga karya fiksi yang dapat menjadi sarana edukasi sekaligus rekreasi mental.
Keberagaman ini dirancang untuk mengakomodasi minat dan kebutuhan warga binaan dalam mempersiapkan diri menghadapi kehidupan pasca-pembebasan. Dampak positif program ini terlihat dari antusiasme yang tinggi di kalangan warga binaan. Salah seorang penghuni Rutan Samarinda, yang mengidentifikasi dirinya dengan inisial BG, mengungkapkan bahwa buku-buku tersebut sangat membantu dalam mengisi waktu luang dan memperoleh pengetahuan baru.
“Buku-buku tentang cara menanam atau keterampilan praktis lainnya itu sangat kami manfaatkan. Ini bekal yang sangat berguna untuk kami nanti,” ujar BG, menyoroti nilai praktis dari materi bacaan yang disediakan.
Tama, salah seorang petugas Rutan Samarinda, turut mengamati peningkatan minat baca di kalangan warga binaan. Ia menyebutkan bahwa rata-rata 20 hingga 30 orang setiap hari aktif menghabiskan waktu di Taman Baca.
Tama juga menyampaikan aspirasi dari para warga binaan agar koleksi buku fiksi, seperti novel, serta buku pengetahuan umum dapat diperbanyak. “Jenis bacaan ini sangat diminati dan berfungsi sebagai media relaksasi pikiran sekaligus pengembangan wawasan,” jelas Tama, yang menunjukkan bahwa kebutuhan literasi di Lapas dan Rutan tidak hanya sebatas pengetahuan praktis.
Program perpustakaan keliling DPK Kaltim ini adalah bukti nyata bahwa literasi memiliki peran krusial dalam proses rehabilitasi dan pemberdayaan. Dengan menyediakan akses terhadap buku dan informasi, DPK Kaltim tidak hanya meningkatkan indeks literasi, tetapi juga turut berkontribusi pada pengurangan residivisme dan peningkatan kualitas sumber daya manusia di Kalimantan Timur.
DPK Kaltim bertekad untuk terus memperluas jangkauan dan memperkaya koleksi, memastikan manfaat program ini dapat dirasakan lebih luas oleh seluruh lapisan masyarakat, tanpa terkecuali. (fan/adv/diskominfo kaltim)