KaltimKita.com, SANGATTA – Pengaruh dan suara tokoh Kepala Adat Besar Kutai di Kabupaten Kutai Timur H. Sayyid Abdal Nanang Al-Hasani sangat di dengar masyarakat yang beraneka ragam sukunya diantaranya warga jawa Desa Singa Geweh, Sulawesi Selatan yang mayoritas berdomisili di Desa Kampung Tengah Kecamatan Sangatta Selatan Kabupaten Kutim terutama dalam menentukan pilihan dukungan ke paslon nomor urut 1 cabup/cawabup Kutim H. Mahyunadi SE.,M.Si dan H. Lulu Kinsu.
Hal ini terbukti Abdal Nanang mampu mengajak konstituen (simpatisannya) di Kampung Tengah yang saat itu mendukungnya maju sebagai cabup Kutim jalur perseorangan walau pada akhirnya gagal maju terkait administrasi oleh KPU.
Walau demikian ia yakin semua data jumlah perolehan suaranya keabsahaan dapat dipertanggung jawabkan. Walau demikian Abdal Nanang tetap berbesar hati serta tidak lantas dirinya vakum menentukan hak suaranya dengan cara golput.
.jpg)
Kepala Adat Besar Kutai di Kutim sekaligus pembinaan tim relawan Kutim Kuat For MaKin Abdal Nanang sukses rangkul warga Kampung Tengah Desa Singa Geweh Kecamatan Sangatta Selatan untuk menangkan Mahyunadi Kinsu masa pencoblosan pilkada Kutim Rabu 9 Desember 2020
“Pasca gagalnya saya maju, hal ini justru membangkitkan semangat saya tetap menggunakan hak suara dan mengalihkan kisaran ribuan pendukungnya memenangkan Mahyunadi-Lulu Kinsu, pada Rabu 9 Desember 2020 sebagai pasangan Bupati dan Wabup Kutim priode 2021-2024 Insya Allah,” terang Abdal Nanang yang juga membina relawan MaKin yang dinamakan Kutim Kuat dibawah koordinatori Reff Lubis bersama istri Berlian Nanang.
Mengapa Abdal Nanang kala mengetahui dinyatakan gagal tidak golput namun akhirnya menjatuhkan pilihan paslon yang diusung dan menangkan pasangan MaKin?
“Hal ini saya lakukan demi Kabupaten Kutim dan segenap masyarakatnya. Selama 5 tahun ke belakang Kutim sakit, ekonomi terpuruk serta banyak kontraktor lokal gulung tikar serta sentral usaha lainnya tutup dikarenakan defisit berkepanjangan. Serta tidak ada hasil nyata pembangunan,” tegasnya.
Suara Abdal Nanang didengar warga Kampung Tengah Desa Singa Geweh pilih MaKin
Namun kepala adat besar Kutim ini, yakin ditangan kepemimpinan Mahyunadi-Kinsu kondisi Kutim yang sakit dapat tersembuhkan melalui komitmen kepadanya melalui pembangunan yang mampu kembali menghidupkan sentra ekonomi masyarakatnya dengan progres pembangunan bandara udara serta pelabuhan Kenyamukan. “Terlebih realisasi pelabuhan kenyamukan tersebut mampu menggerakkan roda percepatan perekonomian serta memudahkan warga Kutim yang telah lama menetap di Kutim pulang ke kampung halamannya,” terang Abdal Nanang.
Abdal Nanang meminta kepada Mahyunadi-Kinsu jika terpilih memprioritaskan warga lokal bekerja, memberikan ruang bagi pengelolaan limbah sawit terutama. “Saya prihatin ada perusahaan yang merekrut warga dari luar. Saat itu perusahaan mendatangkan orang Jawa dan Sulawesi dari luar. Kenapa tidak meminta kepada saya pak kami butuh warga Jawa dan Sulawesi di Kutim ini banyak juga warga telah lama tinggal dari suku Jawa dan Sulawesi mengapa bukan mereka Jawa dan Sulawesi Kutim saja dipekerjakan ketimbang mengambil pendatang dari luar?,” jelasnya.
Tentunya apa yang disuarakan tokoh adat besar dirasakan tepat, jika terus-terusan mendatangkan warga pendatang maka kepadatan penduduk berdampak dengan jumlah pengangguran, terbatasnya kuota jumlah penerimaan tenaga kerja di perusahaan karena terisi pendatang serta meningkatnya angka kemisikinan otomatis kerawanan kriminalitas menganggu kestabilan kamtibmas di Kutim. “Ini semua saya sampaikan sebagai gambaran akan dampak positif dan negatifnya.
Point selanjutnya mengapa kita memilih MaKin saya membuat kesepakatan juga dalam memajukan aset-aset wisata tersebar di Kutim dan memiliki potensi seperti salah satunya Teluk Perancis,” beber Abdal Nanang.
Abdal Nanang memberikan gambaran kepada masyarakat Kutim harus mendukung pemimpin bersih dan tidak membuat masyarakat susah akibat berbagai kebijakan yang tidak berpihak hanya mementingkan kepentingan partainya saja, kelompok dan ini realita memang terjadi di Kutim. “Maka saya bilang kepada Mahyunadi dan Kinsu saat amanah menjabat bupati/wabup Insya Allah jangan korupsi, mengakal-akali APBD serta kucuran anggaran bagi hasil pusat dengan daerah tidak boleh ada lagi istilah jatah-menjatah fee proyek jika budaya negatif itu terus berjalan jangan harap pembangunan Kutim melesat maju,”tegas Abdal Nanang.
Abdal Nanang mengungkapkan jangan ada lagi akal-mengakali anggaran pembangunan diganti dengan bagi-bagi tandon air, kompor gas serta perkakas jika demikian maka masyarakat pulalah yang dirugikan. “Intinya kepada warga di Kampung Tengah mari sama-sama memilih paslon MaKin karena kedua paslon yang kita usung itu telah membuat komitmen politik yaitu mampu menjadi pemerintahan bersih, mewujudkan percepatan pembangunan, utamakan warga lokal lebih diprioritaskan mengisi lapangan pekerjaan, berikan porsi masyarakat mengolah limbah industri, sawit, memajukan wisata, seni dan budaya serta mendukung progres lainnya. Keduanya sudah menyanggupi apa-apa saja komitmen tertuang bersama itu untuk dapat terlaksana,” tutup Abdal Nanang. (tim)


