Kaltimkita.com, BALIKPAPAN - Setelah menetapkan enam pemenang Lomba Motif Batik Khas Kota Balikpapan 2025, Dinas Koperasi UMKM dan Perindustrian (DKUMKMP) Balikpapan memastikan para juara tidak hanya menerima penghargaan, tetapi juga fasilitas lanjutan untuk pengembangan karya dan kompetensi.
Ya, hal tersebut disampaikan oleh Kepala DKUMKMP Balikpapan, Heruressandy Setia, di lantai 2 Galeri Dekranasda Balikpapan, Selasa (25/11/2025).
Menurutnya, mulai tahun ini para pemenang lomba batik akan mendapatkan fasilitas tambahan selain hadiah uang pembinaan.
“Kami lakukan sertifikasi HAKI untuk motif yang menang, kemudian para pemenang juga diberi kesempatan belajar di Balai Besar Batik di Yogyakarta dan memperoleh sertifikasi. Mereka juga akan mengikuti studi tiru ke sentra batik yang sudah berkembang agar dapat memahami strategi pemasaran,” jelas Heru.
Fasilitasi tersebut diberikan untuk enam pemenang dari total 29 peserta lomba tahun ini.
Di samping itu, lanjutnya, hasil dari karya para pemenang pun akan langsung dipromosikan ke seluruh perangkat daerah (OPD) lingkungan Pemerintah Kota Balikpapan.
“Kami akan menyurat resmi ke seluruh OPD atas nama Wali Kota untuk mengenalkan motif-motif pemenang. Dalam surat tersebut kami juga meminta dukungan agar masing-masing OPD menggunakan karya-karya terbaik itu sebagai seragam batik setiap hari Kamis,” tambahnya.
Motif dari enam pemenang akan direkomendasikan sebagai seragam OPD pada 2026 mendatang. Namun, DKUMKMP juga membuka ruang jika ada OPD yang ingin memilih atau mengombinasikan motif peserta lainnya.
Selain itu, menanggapi isu pengurangan Dana Bagi Hasil (DBH) pada 2026 mendatang, Heru memastikan bahwa lomba motif batik khas Balikpapan tetap diselenggarakan. Ia menegaskan bahwa lomba yang digelar tiap akhir tahun itu, sudah menjadi tradisi dan telah berlangsung selama delapan kali.
“Walaupun pendanaan mungkin berkurang, kegiatan ini tetap berjalan. Kami akan melibatkan stakeholder lain, termasuk forum CSR, agar tercipta karya-karya baru. Entah bentuknya lomba atau kegiatan serupa, tahun depan tetap ada di 2026,” tegasnya.
Heru menambahkan, dari tahun ke tahun motif batik Balikpapan mengalami perkembangan pesat, baik dari pola, pewarnaan, maupun ragam kreasi baru. Kendati demikian, ia berharap para pengrajin tidak berhenti berinovasi.
“Semoga para pengrajin terus berkarya dan menciptakan motif baru yang mencerminkan identitas Balikpapan. Selain menjaga budaya wastra, ini juga diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan pelaku UMKM kerajinan,” tutupnya.


