Kaltimkita.com, BALIKPAPAN – Dalam upaya memastikan pelayanan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang berkualitas dan merata, BPJS Kesehatan Cabang Balikpapan terus memperkuat kemitraan strategis dengan pemerintah daerah dan seluruh fasilitas pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya. Langkah ini dinilai krusial untuk menjaga mutu layanan serta meningkatkan kepuasan peserta JKN, khususnya di tengah dinamika kebutuhan masyarakat yang semakin kompleks.
Kepala BPJS Kesehatan Cabang Balikpapan, Aidy Ilmi, mengatakan bahwa kolaborasi lintas sektor merupakan kunci utama keberhasilan program JKN. Hingga Oktober 2025, BPJS Kesehatan KC Balikpapan membawahi empat wilayah, yaitu Kota Balikpapan, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kabupaten Paser, dan Kabupaten Berau, dengan total peserta mencapai 1,36 juta jiwa.
“Program JKN bukan hanya tentang iuran dan kartu kepesertaan, tetapi juga tentang kualitas layanan di fasilitas kesehatan. Karena itu, sinergi antara BPJS Kesehatan, pemerintah daerah, dan tenaga medis menjadi sangat penting,” ujar Aidy, Senin (27/10/2025).
Ia menjelaskan bahwa pihaknya telah bekerja sama dengan lebih dari 220 fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) dan 47 rumah sakit rujukan, baik milik pemerintah maupun swasta. Melalui mekanisme Kredensialing dan Rekredensialing, BPJS Kesehatan memastikan setiap fasilitas memenuhi standar mutu, administrasi, serta kesiapan tenaga medis dalam memberikan layanan kepada peserta JKN. “Kami melakukan evaluasi berkala terhadap kinerja fasyankes. Tujuannya bukan untuk menekan, melainkan memastikan pelayanan tetap prima dan sesuai dengan prinsip kendali mutu dan kendali biaya,” jelasnya.
Aidy menambahkan, transformasi layanan kesehatan juga diarahkan pada aspek integrasi data dan digitalisasi sistem pelayanan. Melalui aplikasi Mobile JKN, Anjungan Mandiri JKN (AMAN JKN), dan sistem bridging digital dengan rumah sakit, peserta kini dapat mengakses pelayanan lebih cepat dan transparan. “Transformasi digital tidak bisa berdiri sendiri tanpa dukungan tenaga kesehatan di lapangan. Karena itu, kami selalu membuka ruang diskusi, mendengar masukan, dan melakukan pembinaan berkelanjutan kepada seluruh mitra fasilitas kesehatan,” tambah Aidy.
Dari sisi kepesertaan, Kota Balikpapan tercatat sebagai wilayah dengan peserta aktif terbanyak, yaitu 638.159 jiwa, disusul Kabupaten Paser 283.480 jiwa, Berau 254.981 jiwa, dan PPU 185.458 jiwa. Adapun tingkat keaktifan peserta di wilayah kerja cabang Balikpapan mencapai 86,86 persen, yang menunjukkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya perlindungan kesehatan terus meningkat. Selain memperkuat kemitraan dengan fasilitas kesehatan, BPJS Kesehatan juga aktif menggandeng pemerintah daerah dalam pemenuhan pembiayaan peserta JKN dari segmen Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) dan Bantuan Iuran (PBI) daerah.
“Kami mengapresiasi komitmen pemerintah daerah yang terus mendukung pembiayaan peserta JKN. Sinergi ini menjadi bukti nyata bahwa JKN adalah program gotong royong yang dijalankan bersama untuk melindungi seluruh warga,” tutur Aidy.
Sejalan dengan hal itu, BPJS Kesehatan juga terus meningkatkan edukasi publik melalui kegiatan sosialisasi, forum kemitraan, dan dialog lintas sektor. Tujuannya agar masyarakat memahami hak dan kewajiban sebagai peserta, serta mampu memanfaatkan fasilitas JKN dengan bijak. Aidy menegaskan bahwa tantangan ke depan adalah menjaga kepuasan peserta dan mutu layanan di era digital, di mana ekspektasi masyarakat terhadap kemudahan akses dan kecepatan pelayanan semakin tinggi. “Kami ingin masyarakat tidak hanya terdaftar sebagai peserta, tetapi juga merasakan manfaat nyata dari program JKN. Karena itu, perbaikan sistem, peningkatan kapasitas SDM kesehatan, dan optimalisasi teknologi menjadi fokus kami,” pungkasnya. (rep)


