KaltimKita.com, MADIUN - Tanaman porang mulai menjadi primadona bagi para petani. Tak cuma punya nilai jual tinggi, tanaman porang ternyata disebut ahli termasuk tanaman yang sangat mudah ditanam.
Tanaman penghasil umbi tersebut memiliki nama ilmiah Amorphophallus muelleri. Di sebagian wilayah Indonesia, ada juga yang menyebut tanaman Porang dengan nama iles-iles.
Porang menghasilkan umbi yang pasarnya tersebar luas, mulai dari Jepang, China, Taiwan, Vietnam, Australia, dan Korea.
Di pasar ekspor, umbi porang yang diolah menjadi tepung memiliki nilai jual tinggi. Untuk harga dalam kondisi basah ponrang dibandrol dikisaran Rp 10 ribu sampai dengan Rp 13 ribu, sementara hasil umbi ponrang yang telah melalui proses pengeringan bisa mencapai harga Rp 55 ribu sampai dengan Rp 65 ribu.
Beberapa anggota Dewan Kutim saat Melihat hasil panen budidaya porang di Madiun.
Melihat keberhasilan para petani budidaya umbi porang, maka baru – baru ini anggota DPRD Kutim dari fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) H Muhammad Son Hatta, S.Sos bersama Hepnie Armansyah, S.,TP, Muhammad Ali, SH, Imam Turmudzi belum lama ini bertolak studi banding ke Madiun.
“Benar sekali pak kami berdua baru saja ke Madiun untuk belajar tekhnis penanaman budidaya umbi porang ke PT Indo Porang Indonesia, saat studi banding ke perusahaan terbesar penghasil porang itu, kita turut mendapat bimbingan pembelajaran langsung dari pakarnya mas Paidi,” ulas Son Hatta
Perwakilan DPRD Kutim Serius dengarkan bimtek dari pakarnya pengusaha budidaya tanaman porang
Son Hatta mengatakan hasil studi banding bercocok tanam umbi itu akan dipraktekan kepada anggota kelompok tani pada dapilnya.
”Agar dapat terlaksana saya akan berkoordinasi dengan Dinas Pertanian baik dalam penyediaan bibit umbi porang yang dimaksud. Mengapa ini harus diperjuangkan karena turut meningkatkan nilai ekonomi sekaligus kesejahteraan dimasing-masing kelompok tani,” ulas politisi PPP Kutim ini. (adv/aji/rin)


